Darilaut – Setiap tahun, sebanyak 92 juta ton limbah tekstil diproduksi secara global. Hari Internasional Nol Sampah (International Day of Zero Waste) 2025 menyoroti limbah di industri mode dan tekstil.
Peringatan ini menyoroti tantangan lingkungan dan sosial karena kelebihan produksi dan konsumsi berlebihan yang disebabkan oleh model bisnis linier di sektor ini.
Dari 11 persen sampah plastik dari pakaian dan tekstil, hanya 8 persen serat tekstil pada tahun 2023 yang diproduksi berasal dari sumber daur ulang.
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) dan Program Pemukiman Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN-Habitat) bersama-sama memfasilitasi peringatan Hari Internasional Nol Sampah.
Pakaian yang dibuang sering berakhir di negara-negara berpenghasilan rendah yang minim infrastruktur pengelolaan limbah. Hal ini menyebabkan pembuangan, pembakaran, dan konsekuensi lingkungan dan sosial yang parah.
Selain itu, limbah mode dan tekstil di kota-kota sering berakhir di tempat pembuangan sampah. Sampah ini membutuhkan beberapa dekade untuk terurai dan melepaskan gas rumah kaca yang berbahaya. Pendekatan nol-limbah adalah kunci untuk transisi yang diperlukan ke pendekatan yang lebih sirkular.
“Mode yang tidak berkelanjutan memperburuk tiga krisis planet perubahan iklim, alam, hilangnya lahan dan keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah,” kata Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen.