Konsep ARD memberikan efisiensi kepada pengguna data penginderaan jauh dalam pra-pengolahan yang diperlukan.
“Efisien dalam konteks ini adalah lebih cepat dan lebih sedikit penggunaan sumber daya untuk menyediakan data, yang dapat digunakan untuk pemantauan mangrove dibandingkan dengan pendekatan konvensional,” ujarnya.
Ratih menjelaskan mengenai hasil pengembangan 5 model penyediaan data penginderaan jauh untuk pemantauan mangrove.
Model-1 yaitu pengembangan MBA data penginderaan jauh optic. Model-2 penentuan liputan mangrove.
Model-3 pendeteksian keberadaan, kerapatan, dan zonasi mangrove. Model-4 pemantauan laju kerusakan lahan mangrove. Model-5 penyediaan ARD penginderaan jauh.
Dari 5 pengembangan model tersebut, menurut Ratih, implementasi MBA untuk pemantauan mangrove berbasis data penginderaan jauh optik secara digital, dinilai lebih efisien dibanding dengan cara konvensional.
Cara konvensional umumnya mengedepankan interpretasi visual, interpretasi berbasis scene, dan justifikasi pakar.
“Efisiensi tersebut diperoleh dari pengalaman dalam mengolah data penginderaan jauh optik sebanyak 10 scene untuk pemantauan mangrove,” kata Ratih.
Dengan menggunakan model-2, model-3, dan model-4 memerlukan waktu sekitar 7 hari, dibanding dengan mengolah data yang sama dengan menggunakan model-1 yang memerlukan waktu hanya 1 hari.
Komentar tentang post