Manager Product Development dari PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Suralaya Cilegon, Yudi Hidayat, menjelaskan tentang Cofiring Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di PLTU.
Cofiring adalah pembakaran pada PLTU antara batubara dan campuran bahan bakar biomassa, sedangkan BBJB adalah bahan bakar dari sampah yang telah melalui proses pemilahan dan homogenitas menjadi ukuran butiran.
Yudi mengatakan komposisi sampah BBJP Plant sebelum pemilahan yaitu organik sejumlah 40-45% dan non organik sebanyak 55-60%. Selanjutnya komposisi sampah setelah pemilahan untuk organik 90-95% dan non organik 5-10%.
Menurut Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengawasan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon, Banten, Muhriji, Kota Cilegon memiliki jumlah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelayanan Persampahan sebanyak 4 wilayah, dan 1 UPTD TPSA Bagendung.
Luas lahan UPTD TPSA Bagendung 8,6 Ha, timbulan sampah 340 ton/hari, timbulan sampah yang diproses di TPSA Bagendung sebanyak 265 ton/hari. Jumlah bank sampah 38, dan jumlah lapak pengumpul 64.
Jumlah sampah di Kota Cilegon terbanyak dari sampah penduduk seperti sampah rumah tangga sebanyak 273,51 ton/hari. Sedangkan paling sedikit yaitu sampah rumah sakit sebesar 0,06 ton/hari.
Dampak dari cofiring batubara yaitu reduksi sampah berkurang 30 ton hari, terciptanya lapangan pekerjaan berupa 43 tenaga kerja lokal sekitar TPSA, dan penambahan income bagi TPSA, kata Muhriji.