Darilaut – Gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,8 mengguncang Aceh, Kamis (4/6) pagi, pukul 05.31 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan kerusakan di Sabang dan masih melakukan pendataan pascagempa.
Gempabumi tersebut berada di darat 5 kilo meter tenggara Banda Aceh, di kedalaman 10 kilo meter.
Intensitas gempa dirasakan di Sabang III MMI (Modified Mercalli Intensity), Banda Aceh II MMI dan Aceh Besar II MMI. Gempa pada lokasi 5.5 LU 95.33 BT.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, mengatakan, BNPB memonitor dampak pascagempa berkekuatan M 4,8 yang terjadi di Aceh hari ini. BPBA juga masih melakukan pendataan pascagempa tersebut.
Laporan sementara mencatat kerusakan rumah di daerah Kelurahan Paya, Kecamatan Sukajaya, Sabang.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis (BMKG) Daryono, mengatakan, hasil monitoring BMKG hingga pukul 6.40 WIB sudah tercatat delapan kali aktivitas gempa.
Aktivitas tersebut meliputi dua gempa pembuka atau gempa pendahuluan (foreshocks), selanjutnya gempa utama (mainshock) dan kemudian serangkaian lima gempa susulan (aftershocks).
Menurut Daryono, segmen sesar Aceh adalah salah satu segmen sesar aktif sehingga dapat terjadi akumulasi tegangan (stress) kulit bumi di bagian Utara Sesar Besar Sumatra.
“Setelah Gempa Aceh 2004 tampak di zona segmen Sesar Aceh ini aktivitas gempanya relatif sepi dari gempa signifikan,” kata Daryono.
Daryono mengatakan, kondisi semacam ini dapat disebut sebagai “seismic gap” yaitu zona sepi gempa meski sesarnya aktif, hingga satu saat di zona ini dapat terjadi gempa signifikan.
Untuk itu Segmen Aceh ini menjadi salah satu segmen sesar aktif yang patut diwaspadai.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh pada informasi palsu. Pastikan sumber informasi dari institusi resmi seperti BNPB, BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh atau Daerah.*
Komentar tentang post