Darilaut – Meski ada kesepakatan untuk mencapai emisi nol bersih, produksi bahan bakar fosil akan meningkat. Hal ini karena pemerintah berencana untuk memproduksi bahan bakar fosil dua kali lipat pada tahun 2030, dibandingkan dengan batas pemanasan yang diperbolehkan sebesar 1,5°C.
Sebelumnya, 151 negara telah berjanji untuk mencapai emisi nol bersih dan perkiraan terbaru menunjukkan bahwa permintaan batu bara, minyak, dan gas global akan mencapai puncaknya pada dekade ini, bahkan tanpa adanya kebijakan baru.
Sebuah laporan besar terbaru yang diterbitkan Rabu (8/11) menemukan bahwa pemerintah berencana memproduksi bahan bakar fosil sekitar 110% lebih banyak pada tahun 2030. Jumlah ini 69% lebih banyak dibandingkan jika kita membatasi pemanasan pada 2°C.
Jika digabungkan, rencana pemerintah akan mengarah pada peningkatan produksi batu bara global hingga tahun 2030, dan produksi minyak dan gas global hingga setidaknya tahun 2050. Sehingga menciptakan kesenjangan produksi bahan bakar fosil yang semakin besar dari waktu ke waktu.
Temuan utama laporan ini meliputi, pertama, mengingat risiko dan ketidakpastian dalam penangkapan dan penyimpanan karbon serta penghilangan karbon dioksida, negara-negara harus berupaya untuk menghentikan produksi dan penggunaan batu bara secara total pada tahun 2040, dan pengurangan gabungan produksi dan penggunaan minyak dan gas sebanyak tiga perempatnya pada tahun 2050.