Darilaut – Setelah gempa mengguncang Pasaman Barat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) langsung bergerak melakukan survei untuk memetakan tingkat kerentanan tanah terhadap guncangan gempa yang diverifikasi dengan pemetaan tingkat kerusakan bangunan.
Tingkat kerentanan tanah dipetakan dengan melakukan pengukuran terhadap berbagai jenis tanah dan batuan di sekitar pusat gempa.
BMKG juga terus memonitor dan memetakan gempa-gempa susulan, untuk memperkirakan kapan gempa susulan akan berakhir.
Hasil survei disiapkan untuk direkomendasikan kepada Pemerintah Daerah, agar secara ketat memperhatikan “building code” untuk standard bangunan tahan gempa. Terutama pada zona-zona yang rentan mengalami guncangan gempa.
Dari hasil pengukuran tersebut, selanjutnya akan dipetakan secara faktual zona mana saja yang rentan mengalami guncangan kuat di kemudian hari
“Nantinya akan terverifikasi, mana-mana daerah dengan tingkat kerentanan atau guncanga tinggi, menengah dan rendah, sebagai informasi bagi pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan kembali wilayah,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, MInggu (27/2).
Dwikorita mengimbau kepada para korban gempa untuk kembali ke rumah masing-masing apabila kondisi rumah masih utuh dan berkategori layak huni, serta rumah tersebut berada di luar zona 200 meter dari tepi sungai, mengingat gempa-gempa susulan yang terjadi usai gempa utama semakin melemah.
Komentar tentang post