Darilaut – Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak rakitan makin meresahkan warga dan pelaku usaha jasa wisata di Taman Nasional Kepulauan Togean.
Penggunaan Bom ikan makin menjadi-jadi di dalam kawasan konservasi yang dikenal dunia memiliki keindahan bawah laut tersebut.
Pengelola Kadidiri Paradise Resort & Dive Centre, Elisabeth Yusuf, meminta ketegasan dari pemerintah dan memberikan tindakan nyata agar kejadian yang merusak lingkungan tidak terulang.
“Semoga pemerintah bisa tegas dan dapat merancang program yang mengedukasi masyarakat, sehingga lebih peduli lingkungan,” kata Elis, Selasa (10/8).
Elis mengkhawatirkan terumbu karang mati akibat penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak rakitan. Jangan sampai setelah pandemi hanya menyisakan karang mati.
“Habislah masyarakat punya mata pencaharian,” ujar Elis.
Menurut Elis, perlu program rehabilitasi untuk pelaku. Dengan demikian, mereka tidak kembali lagi malakukan tindakan perusakan lingkungan.
Efek jera, kata Elis, perlu dilakukan agar pengrusakan lingkungan tidak bertambah. Selain itu, untuk pengelolaan kawasan, perlu melibatkan semua stakeholder, mulai dari masyarakat, pemuka agama, pemerintah daerah dan pelaku pariwisata.
Dalam perbincangan di Facebook, pekan lalu, akun Ikbal Malenge menuliskan kondisi di Togean yang hampir setiap hari ada pemboman ikan dan penebangan liar, khususnya di Desa Malenge.
Komentar tentang post