Jakarta – Pemanfaatan air tanah secara berlebihan di wilayah Jakarta menjadi salah satu penyumbang terjadinya penurunan tanah (land subsidence) dan intrusi air laut. Intrusi air laut terjadi karena menyusupnya air laut kedalam pori-pori batuan, mengganti air tawar dan mencemari air tanah yang terkandung didalamnya.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar, bicara intrusi air laut itu kita bicara bagaimana satu lapisan air yang datang dari (wilayah Jakarta) selatan ke utara, yang kemudian dari utara bertemu dengan air laut. Manakala tekanan yang selatan sudah berkurang karena sudah diambil, maka akan menekan.
“Nah karakteristik dari lapisan-lapisan batuan di Jakarta ini sendiri terdiri dari beberapa lapis yang memungkinkan terjadinya intrusi,” kata Rudy, di Jakarta, Kamis (31/10).
Dalam siaran pers ESDM, Rudi mengatakan, intrusi air laut dapat terjadi akibat naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan dikarenakan perbedaan tekanan air tanah dengan air laut dan adanya karakteristik lapisan-lapisan batuan.
Saat ini di wilayah Jakarta Bagian Utara, muka air laut sudah mencapai 1,5 meter di atas permukaan tanah Jakarta Utara. “Di Jakarta Utara bukan berarti tanah di sana turun 1,5 meter, bisa juga air lautnya yang naik, jadi saling mendukung di situ,” ujarnya.
Komentar tentang post