USIA bukan menjadi penghalang bagi Capt Gita Ardjakusuma (74 tahun) untuk terus berlayar.
Setelah menghadiri peluncuran program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa, di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sabtu (15/11), Capt Gita belum langsung balik ke Jakarta.
Bersama tim ekspedisi, Gita bergabung dalam pelayaran. Di kapal, Gita bukan hanya memberikan pelatihan bagi semua anak buah kapal, tetapi juga mengatasi kendala dalam pengurusan administrasi.
Berkaitan dengan olah gerak kapal layar, menurut Gita, terdapat area sudut mati angin (no-go-zone). Setiap kapal memiliki karakter yang berbeda. Sehingga sudut mati anginnya berbeda-beda.
“Kebahagiaan bagi saya bisa bersama-sama Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa, program ini menjadi percontohan kapal layar latih pertama di Indonesia,” kata Gita yang lahir di Garut, 29 Desember 1944.
Pada 1974, Gita pernah membawa perahu layar tipe ketch dari Taiwan Utara ke Jakarta, atas perintah Sudomo (waktu itu, Wakil Panglima Komando Keamanan dan Ketertiban).
Capt Gita kemudian dikenal sebagai nakhoda pinisi legendaris. Pada 1986, Gita bersama sejumlah anak buah kapal, termasuk dua wartawan (dari Kanada dan Kompas) menyeberangi Samudera Pasifik.
Kapal pinisi ini berlayar dari Jakarta, melewati Bitung, Sangihe Talaud dan Filipina. Kemudian, kapal pinisi mengambil posisi ke Honolulu (Hawaii), terus ke Vancouver (Kanada).
Komentar tentang post