Darilaut – Prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) fenomena La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif akan berkontribusi pada meningkatnya curah hujan di Indonesia. La Nina masih bertahan hingga akhir tahun 2022.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Rabu (31/8), mengatakan hingga pertengahan Agustus 2022, pemantauan terhadap anomali iklim global yaitu Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa La Nina masih berlangsung dengan intensitas lemah dengan nilai anomali suhu di samudra pasifik bagian tengah dan timur (atau disebut sebagai indeks Nino 3.4) sebesar -1,04.
Sementara itu, kondisi anomali suhu muka laut di Samudera Hindia menunjukkan fenomena Dipole Mode Event (Indian Ocean Dipole) dalam kondisi Negatif dengan indeks Dipole Mode sebesar -1,0.
“Fenomena La Nina diprakirakan akan terus melemah dan menuju netral pada periode Desember 2022 – Januari 2023,” kata Dwikorita.
Sementara itu, prakiraan fenomena IOD akan tetap Negatif hingga November 2022.
“Kombinasi dari kedua fenomena tersebut (La Nina dan IOD negatif) diprakirakan akan berkontribusi pada meningkatnya curah hujan di Indonesia,” ujar Dwikorita.
Mengutip Associated Press (AP) Kamis (1/9) prakiraan badan cuaca PBB fenomena yang dikenal sebagai La Nina akan berlangsung hingga akhir tahun ini, sebuah “penurunan tiga kali lipat” – yang pertama pada abad ini – yang disebabkan oleh tiga tahun berturut-turut pengaruhnya terhadap pola iklim seperti kekeringan dan banjir di seluruh dunia.
Komentar tentang post