Jakarta – Destructive Fishing Watch (DFW)-Indonesia dan SKK Migas-INPEX, mengimplementasikan program pengembangan budidaya rumput laut dan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa). Lokasi pengembangan berada di Desa Latdalam dan Desa Lermatang, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Kerja sama DFW-Indonesia dan INPEX dilakukan sejak 2015. Hal ini mengacu pada hasil pemetaan sosial yang diperkuat hasil studi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) tahun 2014. Sebelumnya, sejak 2009, INPEX melaksanakan program pengembangan masyarakat dan CSR di Maluku Tenggara Barat dengan beberapa mitra.
Senior Manager Communication & Relations INPEX Masela Mohamad Berli mengatakan, tahun ini program investasi sosial INPEX fokus pada tiga hal. Masing-masing, pendampingan perencanaan desa, pendampingan organisasi dan manajemen BUMDes, serta pendampingan teknis budidaya rumput laut.
“Mengingat ruang lingkup investasi sosial cukup luas, maka INPEX berupaya melibatkan para pemangku kepentingan utama,” kata Mohamad Berli.
Pemangku kepentingan utama antara lain, pemerintah daerah Maluku Tenggara Barat khususnya Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk penguatan kelembagaan desa, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa).
Menurut Koordinator Nasional DFW-Indonesia Moh Abdi Suhufan, pendampingan yang telah dilakukan dalam tiga tahun terakhir bertujuan untuk mengkapasitasi 3 kelompok strategis di desa, yaitu kelompok budidaya rumput laut, pengelola BUMDes dan pemerintah desa dalam merencanakan, mengelola asset dan sumberdaya guna menunjang kehidupan sosial dan ekonomi.
“Sumberdaya di desa perlu dikelola dengan baik dalam satu kelembagaan ekonomi seperti BUMDes atau koperasi agar memberi manfaat bagi masyarakat,” kata Abdi, Sabtu (22/12).
Karena itu, melalui skema social investment, DFW Indonesia telah berhasil mengembangkan 3 kelompok pembudidaya rumput laut yang telah menjadi kelas madya, terbangunnya rumah usaha BUMDes dan terjalinnya kerjasama BUMDes dengan Bulog Saumlaki dalam hal jual beli dan distribusi sembako.
Keberadaan BUMDes diharapkan akan menjadi rantai pasar yang dimanfaatkan oleh kelompok pembudidaya rumput laut dalam menjual hasil panen serta akan terkoneksi dengan BUMD di tingkat kabupaten. Maluku Tenggara Barat. “BUMDes akan berperan aktif dalam mendukung ekonomi desa terutama dengan membeli hasil laut dan hasil bumi masyarakat,” ujar Abdi
Untuk mendukung produktivitas rumput laut di pesisir Saumlaki, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan sarana dan prasarana budidaya rumput laut kepada kelompok budidaya di desa Lermatang dan Latdalam.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP Slamet Soebjakto mengatakan, pemberian bantuan tersebut sebagai bentuk komitmen dan dukungan pemerintah pusat dalam meningkatkan produktivitas rumput laut di Maluku Tenggara Barat.
“Kami menyadari bahwa program budidaya laut akan berhasil jika dilakukan secara sinergis oleh kelompok pembudidaya, pemerintah dan dunia usaha,” kata Slamet.
Potensi budidaya rumput laut Malulu Tenggara Barat selama ini menempati peringkat ketiga setelah Tual dan Maluku Barat Daya. Upaya pengembangan komoditas rumput laut di Saumlaki dengan dukungan pemasaran oleh BUMDes diharapkan akan dapat menggerakan ekonomi di desa-desa pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.*
Komentar tentang post