Saat ini, FishFace telah mampu mengenali lebih dari 10 spesies tuna dan kakap bernilai ekonomi tinggi, serta menghasilkan data real-time terkait stok ikan dan lokasi penangkapan.
Manajer Senior Perikanan Berkelanjutan YKAN, Glaudy Perdanahardja, mengatakan kemampuan FishFace akan ditingkatkan untuk mengenali lebih banyak spesies, yaitu 25 spesies tuna dan kakap-kerapu.
Jumlah tambahan spesies tersebut akan merepresentasikan setidaknya 60% hasil tangkapan perikanan tuna dan kakap-kerapu, kata Glaudy.
Integrasi FishFace dengan E-Logbook V3 sangat penting. Hal ini mengingat ketidakakuratan data identifikasi ikan selama ini kerap menyebabkan estimasi stok yang tidak tepat.
Dengan dukungan kecerdasan buatan, tingkat ketidakpastian data dapat ditekan secara signifikan. Ini menjadi landasan ilmiah dalam menyusun harvest strategy, alokasi kuota, hingga laporan ke organisasi internasional seperti Regional Fisheries Management Organization (RFMO).
Hadirnya E-Logbook V3 dan FishFace menjadi bukti nyata bahwa transformasi digital dalam sektor perikanan bukan lagi wacana, melainkan langkah nyata. Kolaborasi antara pemerintah, mitra pembangunan, dan nelayan menjadi kunci dalam memastikan setiap inovasi berjalan efektif di lapangan.
Dengan dukungan multipihak dan inovasi teknologi, menegaskan langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan perikanan Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar global.