Darilaut – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah membuat analisis gempabumi merusak di Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah, Kamis (26/8).
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, melalui laman vsi.esdm.go.id, guncangan gempabumi terasa cukup kuat di Kota Ampana, menyebabkan masyarakat sempat panik.
Saat analisis tersebut disusun, berdasarkan informasi Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Tadulako Muslimin yang sedang berada di Ampana, kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan bencana berupa korban jiwa yang tertimpa runtuhan bangunan dan kerusakan sejumlah bangunan berupa runtuhan dinding, runtuhan pagar dan retakan dinding.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) guncangan di sekitar lokasi pusat gempabumi diperkirakan pada skala intensitas IV – V MMI (Modified Mercally Intensity).
Data Badan Geologi, daerah Kabupaten Tojo Una-Una sebagian terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
Sebagian besar permukiman penduduk di Kabupaten Tojo Una-una yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana gempabumi menengah. Kejadian gempa ini tidak menimbulkan tsunami, walaupun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut.
Energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Gempabumi terjadi pada Kamis (26/8) pukul 09:14:19 WIB atau 10:14:19 Wita. Lokasi pusat gempa terletak di laut pada koordinat 0,7°LS dan 121,51°BT.
Gempa ini dengan kekuatan magnitudo 5,8 pada kedalaman 10 km, berjarak sekitar 20,8 km barat laut kota Ampana — Ibukota Kabupaten Tojo Una-Una).
Informasi dari The United States Geological Survey (USGS), Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 121,604° BT dan 0,836° LS, dengan magnitudo (M5,5) pada kedalaman 10 km.
Berdasarkan data GeoForschungsZentrum (GFZ) lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 121,62° BT dan 0,83° LS, dengan magnitudo (M5,5) pada kedalaman 10 km.
Sebelumnya, pada 26 Juli 2021, daerah ini juga terlanda gempabumi merusak dengan magnitudo (M6,5) oleh aktivitas sesar normal berarah barat laut – tenggara yang terletak di perairan sebelah timur laut Kota Ampana.
Pusat gempa 26 Juli 2021 dan 26 Agustus 2021 berada di laut, di perairan Teluk Tomini.
Kondisi Geologi
Wilayah yang terletak dekat dengan sumber gempa bumi adalah Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah. Morfologinya secara umum merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal, lembah dan dataran pantai.
Kecamatan Ampana merupakan dataran pantai yang tersusun oleh endapan Kuarter. Daerah Kabupaten Tojo Una-Una tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (terdiri – dari batuan metamorf dan meta sedimen), Tersier (terdiri – dari batuan sedimen, batugamping dan batuan rombakan gunungapi) dan Endapan Kuarter (terdiri – dari endapan aluvial pantai, sungai dan rombakan dari batuan sekitarnya).
Sebagian dari batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, morfologi perbukitan terjal yang tertutup oleh batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang sebagian telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/longsoran apabila dipicu oleh guncangan gempabumi kuat di daerah ini dan juga curah hujan tinggi.
Berdasarkan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, maka kejadian tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi.
Hingga kini karaktristik sesar aktif tersebut belum teridentifikasi dengan baik. Berdasarkan data bathymetri dari Badan Geologi terlihat adanya kelurusan di sekitar lokasi pusat gempa bumi berarah timur laut – barat daya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, memberikan rekomendasi:
1) Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang kekuatannya semakin mengecil. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
2) Kejadian gempa bumi ini berpotensi mengakibatkan kerusakan bangunan. Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman.
3) Bangunan yang terletak pada Kawasan Rawan Bencana menengah dan tinggi harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan guncangan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan. Selain itu, harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
4) Kejadian gempa bumi ini diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) dalam dimensi kecil berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi tipe non aliran. Oleh karena itu penduduk agar waspada terhadap kemungkinan terjadinya fenomena tersebut.
5) Penduduk agar waspada apabila terjadi retakan tanah pada bagian atas bukit yang berbentuk melingkar ke arah lembah, karena dapat memicu terjadinya gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Komentar tentang post