Darilaut – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan teknologi geopolimer. Penggunaan teknologi geopolimer merupakan alternatif dalam pembuatan bangunan beton tanpa menggunakan semen dan tanpa proses pembakaran yang dapat mengurangi efek gas rumah kaca.
Salah satu kelompok riset tersebut telah dibentuk berdasarkan keputusan Kepala Pusat Riset Material Maju – Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material BRIN No: B-01/V/PRMM/3/2022.
Kelompok riset ini menggunakan keramik fungsional kreatif, yang mengerjakan penelitian tentang geopolimer media tumbuh terumbu karang dalam upaya mengurangi efek rumah kaca.
Perekayasa Madya BRIN, Putu Muliawati, mengatakan, tujuan penelitian ini untuk menghasilkan desain dan prototipe geopolimer sebagai media tumbuh kembang terumbu karang ramah lingkungan.
Hal ini untuk mitigasi terhadap tingkat kerusakan terumbu karang (coral) di Indonesia yang sudah mencapai angka 46 persen dari total luasan secara nasional.
Muliawati menjelaskan bahwa para periset sebelumnya telah melakukan penelitian tentang karang buatan untuk restorasi terumbu karang dan pengaman pantai di Pulau Lemukutan, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.
Penelitian tersebut menggunakan beton dan bahan pengikat (semen) tipe V yang tahan terhadap kadar sulfat tinggi, untuk memenuhi syarat baku mutu kehidupan karang di Indonesia berdasarkan pada Permen LH No 51 Tahun 2004.
Komentar tentang post