Guterres memperingatkan bahwa aksi iklim “diperkecil oleh besarnya tantangan yang ada” karena umat manusia akan mengalami kenaikan suhu sebesar 2,8°C, sehingga meningkatkan bahaya dan ketidakstabilan.
Namun kata Guterres “masa depan tidak pasti” dan target Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu sedekat mungkin hingga 1,5°C masih dapat dicapai.
“Kita masih bisa membangun dunia dengan udara bersih, lapangan kerja ramah lingkungan, dan listrik bersih yang terjangkau bagi semua,” kata Guterres saat berpidato pada pertemuan tingkat tinggi tersebut.
Kekuatan Pendorong
Aktivis menolak untuk dibungkam, masyarakat adat berunjuk rasa untuk mempertahankan tanah leluhur mereka, dan para eksekutif perusahaan mengubah cara mereka berbisnis.
Sekjen PBB menyerukan Pakta Solidaritas Iklim yang akan meminta pertanggungjawaban para penghasil emisi besar, dan menyerukan negara-negara kaya untuk mendukung negara-negara berkembang sehingga mereka dapat mengatasi krisis ini.
Agenda Percepatan menyerukan kepada pemerintah “untuk bergerak maju dengan cepat,” ujar Guterres.
Kemarahan Meningkat
Sekretaris Jenderal PBB berbicara tentang perlunya lebih banyak keadilan iklim, dan menyadari kemarahan yang dirasakan oleh banyak negara termiskin di dunia yang terkena dampak krisis yang tidak mereka sebabkan secara tidak proporsional.