Para ilmuwan biasanya menjatuhkan botol ke berbagai kedalaman dan mengukur kandungan oksigen dari air yang dikumpulkan oleh botol.
Namun, pengukuran ini tidak sepenuhnya akurat karena plastik dari botol itu sendiri juga mengandung oksigen.
Untuk menghindari masalah ini, tim di belakang atlas malah melihat data dari sensor yang terpasang pada botol atau platform robot, yang memungkinkan mereka melacak kandungan oksigen saat sensor turun melalui kolom air.
Atlas resolusi tinggi memetakan volume, bentuk, dan batas kedua ODZ, serta tempat-tempat di mana perairan yang kekurangan oksigen lebih tebal atau lebih tipis. Mereka menemukan bahwa kekurangan oksigen lebih terkonsentrasi ke arah tengah, sementara perairan kaya oksigen lebih banyak masuk ke arah tepi.
Setelah atlas itu selesai, Babbin berharap dapat menggunakannya untuk merencanakan lebih banyak penelitian di daerah tersebut.
Sumber: Ecowatch.com
Komentar tentang post