Darilaut – Peneliti Senior Southeast Asian Food and Agriculture and Technoloogy (Seafast) Center IPB University Prof Ratih Dewanti Hariyadi, mengatakan, 10 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia masih memiliki indeks kualitas air yang buruk karena berbagai kontaminasi.
Melansir Ipb.ac.id, menurut Prof Dewanti, data 7 dari 10 rumah tangga mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli (E. coli) dan hanya 11,9 persen rumah tangga yang memiliki akses air yang aman dikonsumsi.
Prof Dewanti menjelaskan terkait standar untuk memandu produksi air minum yang aman secara mikrobiologis untuk mengurangi risiko wabah penyakit yang ditularkan melalui air, serta petunjuk Microbiological Criteria untuk berbagai air kemasan.
Hal tersebut disampaikan dalam Webinar Safe and Sustainable Water for Quality Life kerjasama antara Seafast Center IPB University bekerja sama dengan PT Tirta Investama (Aqua Danone), Senin (14/2).
Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia Ratih Anggraeni, menjelaskan pentingnya menjaga keberlanjutan air yang aman untuk kualitas hidup. Berdasarkan data Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Air menunjukkan adanya ketidakmerataan ketersediaan air di seluruh Indonesia. Satu contoh Pulau Jawa memiliki ketersediaan air hanya 5,9 persen untuk mencukupi populasi 56.5 persen.
Selain itu, kata Anggraeni, dari sejumlah fakta yang pernah diungkap media massa, ada prediksi defisit air yang terjadi di semua wilayah Indonesia pada tahun 2040 karena pencemaran. 70 persen air minum yang dikonsumsi rumah tangga terkontaminasi oleh tinja.
Dari permasalahan tersebut Danone berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan air untuk kualitas hidup. Tidak hanya untuk bisnis, juga untuk melindungi sumber air, menyediakan air dan sanitasi yang bersih serta aman bagi masyarakat.
Peneliti Senior IPB University dan Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan) Prof Hardinsyah, juga menjelaskan peran penting air pada kehidupan manusia.
Menurut Prof Hardinsyah air paling banyak dibutuhkan tubuh. Kebutuhan air terkandung dalam tubuh 50-70 persen berat badan. Air juga dapat mencegah dahaga, sebagai pengatur suhu tubuh, pembentuk sel dan cairan tubuh dan sebagai pelarut.
Kepala Seafast Center, IPB University, Dr Puspo Edi Giriwono dalam sambutannya mengatakan webinar ini sangat penting dan relevan dengan kondisi saat ini.
Menurut Puspo kita sering lalai sehingga perlu untuk diingatkan kembali akan pentingnya air dalam kehidupan. Sehingga dari ilmu yang disampaikan narasumber ini diharapkan kita dapat menjalankan aktivitas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan ujungnya menjaga kualitas air.
Komentar tentang post