“Pemanfaatan infrastruktur riset laut dalam yang dimiliki LIPI sangat berperan penting. Saya harap, LIPI dapat terus memperluas jaringan dan kolaborasi dalam riset pengelolaan kekayaan hayati laut Indonesia,” ujar Bambang seperti dikutip dari Lipi.go.id.
Penelitian keanekaragaman hayati pesisir dan laut perlu ditingkatkan untuk kepentingan keilmuan, serta demi melindungi hilangnya ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati di laut.
Sebagai pusat biodiversitas laut, Indonesia pun menjadi wilayah yang paling terancam kelestarian biodiversitasnya akibat perubahan iklim global.
Perubahan iklim, menurut Bambang, akan menyebabkan kondisi laut mengalami peningkatan suhu dan keasaman dan anomali salinitas. Selain itu, dan penurunan kadar oksigen yang dapat berpengaruh signifikan pada penurunan jumlah dan kualitas hayati laut, oleh karena itu upaya perlindungan harus dimulai dari sekarang.
Indonesia merupakan salah satu negara maritim terbesar di dunia dengan lebih dari 70 persen wilayahnya merupakan area kelautan. Indonesia juga terletak di kawasan segitiga terumbu karang atau Coral Triangle Area.
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, yakni 90.000 km, setelah Kanada.
Saat ini Indonesia tercatat memiliki 16 spesies seagrass, 2118 spesies reef fish dan 590 spesies stony corals. Indonesia juga memiliki 45 spesies mangrove (tumbuhan sejati), 782 spesies macroalgae, 850 spesies sponges, 2.500 moluska, 1500 krustase, 745 spesies echinoderms dan masih banyak lagi.
Komentar tentang post