Darilaut – Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya TNI Aan Kurnia dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi mengadakan pembicaraan penting terkait keamanan laut Natuna Utara. Selain itu, juga dibahas hal strategis lainnya berkaitan dengan tupoksi Bakamla.
Dalam pembicaraan yang berlangsung pada Kamis (17/9) di Gedung Kementerian Luar Negeri, Bakamla didampingi Direktur Kebijakan Laksma Bakamla Samuel Kowaas.
Sementara Menlu didampingi Direktur Jenderal Hukum Dan Perjanjian Internasional Dr Damos Dumoli Agusman.
Pada Sabtu (12/9) pekan lalu, terjadi ketegangan di Laut Natuna Utara muncul ketika kapal Coast Guard China bertahan tetap berada di wilayah perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.
KN Nipah-321 milik Bakamla mengusir kapal Coast Guard China. Namun, kapal China ini bertahan sedang berpatroli di area nine dash line yang diklaim sebagai wilayah teritorial Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Personel Bakamla menemukan kapal China tersebut berkeliaran di ZEE Indonesia di Laut Natuna Utara. Perairan ini merupakan wilayah yurisdiksi Indonesia.
Kapal China tersebut dengan nomor lambung 5204. Terdeteksi sekitar pukul 10.00 WIB di radar dan automatic identification system (AIS) KN Nipah, pada jarak 9,35 NM.
Di hari yang sama, Sabtu (12/9) Menlu Retno dalam Press Briefing mengatakan, yaitu ARF, ASEAN-EU Ministerial Meeting dan ASEAN-India Ministerial Meeting.
Komentar tentang post