Darilaut – Kacang kenari yang berasal dari Pulau Makian, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara kini telah mampu menembus pasar hingga Finlandia dan Italia.
Dalam siaran pers KLHK, Selasa (15/6), kacang kenari termasuk produk Hasil Hutan Bukan Kayu yang dapat memberikan kontribusi sangat besar bagi perekonomian negara di sektor kehutanan.
Kepala Subdit Pemolaan KPHP, Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rudi Eko Marwanto mengatakan produk Hasil Hutan Bukan Kayu memiliki nilai 90% dari keseluruhan produksi hutan.
Oleh karena itu, menurut Rudi, harus mendapatkan dukungan semua pihak, termasuk Kementerian Perdagangan untuk memberikan kode HS pada produk kenari. Hal ini agar dapat diterima pasar internasional, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) untul pengembangan desa.
HS adalah nomenklatur klasifisikasi komoditas impor/ekspor yang digunakan secara seragam di seluruh dunia berdasarkan International Convention on The Harmonized Commodity Description and Coding System atau dikenal dengan HS code.
Perusahaan Timurasa telah mengembangkan pasar kacang kenari bekerjasama dengan BUMDes Makian. Pengembangan pasar kacang kenari ini mendapat dukungan KLHK melalui Program Kehutanan Multipihak Fase 4 (MFP4).
Direktur MFP4, Tri Nugroho mengatakan MFP4 belajar dari pengalaman sebelumnya yang banyak fokus pada rantai suplai, maka dibutuhkan pendekatan untuk melengkapi hal itu yakni pendekatan pasar.
Menurut Nugroho, MFP4 mulai mengidentifikasi pelaku pasar atau Market Access Player yang bekerja dengan komoditas dari hutan. Salah satu mitra pelaku pasar adalah Timurasa yang produknya kacang kenari dari Pulau Makian, Pulau Alor dan Pantar.
Pendekatan pasar ini diharapkan mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Direktur Timurasa, Erdi Rulianto, berharap dukungan dari semua pihak, agar dapat mendorong keberlangsungan bisnis hutan berbasis masyarakat ini, baik untuk peningkatan ekonomi rakyat Pulau Makian, juga hutan yang di sana.
Menurut Erdi, Timurasa bergerak memasarkan Kenari Makian tidak sendiri. Tapi bekerja sama dengan 200 reseller di seluruh Indonesia.
Harapannya agar bisa memasarkan produk sekaligus mengenalkan Pulau Makian yang tidak hanya punya potensi kenari tapi juga produk lain, termasuk wisata. Timurasa juga fokus pada pengembangan sumberdaya manusia di Pulau Makian agar siap menerima investasi desa.
Komentar tentang post