Darilaut – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) akan memasang alat untuk sistem peringatan dini banjir dan longsor tahun ini.
Pemasangan sistem peringatan dini banjir (Flood Early Warning System atau FEWS) dan sistem peringatan dini longsor (Landslide Early Warning System atau LEWS) akan dilakukan Provinsi Jawa Tengah dan Bangka-Belitung.
Penentuan lokasi di Kota Semarang maupun Kabupaten Belitung berdasarkan usulan masing-masing Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). BNPB akan memasang FEWS di Kabupaten Belitung, sedangkan LEWS di Kota Semarang.
Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Belitung memiliki tingkat risiko bahaya banjir sedang hingga tinggi. Ada lima kecamatan dengan luas yang berada di wilayah berbahaya hingga 29.442 hektar. Populasi terpapar, di lima kecamatan teridentifikasi sebanyak 42.608 jiwa.
Sementara itu, wilayah Kota Semarang memiliki enam kecamatan dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Populasi terpapar di kota ini berjumlah 11.129 orang.
Pemasangan sistem peringatan dini didahului dengan penandatanganan kerja sama BNPB dan UGM yang dilakukan melalui ruang virtual.
“Tujuan utama dari pemasangan sistem peringatan dini ini untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana,” ujar Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya, Senin (7/9).
Komentar tentang post