Dengan perkembangan astronomi, dari data pengalaman rukyat jangka panjang telah dirumuskan kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat), berupa persyaratan minimal untuk terlihatnya hilal.
Mengenai kecerlangan hilal, parameter yang digunakan adalah lebar sabit hilal, umur hilal, atau jarak sudut bulan-matahari (elongasi).
Kecerlangan cahaya syafak, parameter yang digunakan adalah tinggi hilal, beda tinggi bulan-matahari, beda azimut (jarak sudut bulan-matahari di garis ufuk), atau beda waktu terbenam bulan-matahari.
Dalam menyatukan kalender Islam, ada tiga prasyarat mapannya suatu sistem kalender, yaitu ada otoritas tunggal yang mengaturnya, ada kriteria tunggal yang disepakati, dan ada batas wilayah yang disepakati.
Kriteria elongasi 6,4 derajat didasarkan pada rekor elongasi terkecil pada publikasi Odeh (2004) dan data Caldwell dan Laney (2001). Parameter elongasi menggambarkan hilal paling tipis yang bisa diamati.
Dari data rukyat global, juga diketahui bahwa tidak ada kesaksian hilal yang dipercaya secara astronomis yang beda tinggi bulan-matahari kurang dari 4 derajat.
Karena pada saat matahari terbenam tinggi matahari -50’, maka beda tinggi bulan-matahari 4 derajat identik dengan tinggi bulan (4o -50’=) 3o 10’, dibulatkan menjadi 3o.
Komentar tentang post