Gorontalo – Tingkat kelangsungan hidup keseluruhan transplantasi karang yang sudah dilakukan di perairan Desa Botutonuo dan Bintalahe Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, diatas 95 persen.
“Transplantasi karang mulai dilakukan pada Juli 2018, hasilnya tingkat kelangsungan hidup di atas 95 persen,” kata ketua tim peneliti Femy M Sahami, MSi Kamis (10/1).
Pusat Kajian Penelitian Teluk dan Laut Dalam (PKPTLD) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melakukan kegiatan “Pemulihan Ekosistem Pesisir dan Laut (Terumbu Karang) di Perairan Provinsi Gorontalo”. Kegiatan ini bekerjasama dengan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Survei awal yang telah dilakukan tim pada 2018 lalu menunjukkan kondisi terumbu karang di lokasi perairan berada pada kategori buruk. Kemudian, rehabilitasi terumbu karang dengan cara transplantasi dilakukan di sejumlah lokasi.
Ketika beberapa kali terjadi ombak yang cukup besar di perairan Bone Bolango, media tumbuh karang ini tetap kokoh. “Tingkat kelangsungan hidup transplantasi karang di perairan Desa Botutonuo sebesar 98,14 persen dan Desa Bintalahe sebesar 95,41 persen,” ujar Femy.
Tim peneliti Sri Nuryatin Hamzah, MSi mengatakan, transplantasi yang dilakukan di perairan dua desa tersebut menggunakan metode beton. “Jumlah keseluruhan substrat beton yang tersusun di dasar perairan adalah 1250 substrat atau 250 media nursery,” ujarnya.
Komentar tentang post