Palu – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuat tiga posko bantuan yang tersebar di tiga titik, masing-masing Mamboro, Kabupaten Sigi, serta Bandara Sis Aljufri, di Sulawesi Tengah. Posko ini akan dilengkapi dengan dapur umum, tenaga kesehatan dan ruang belajar sementara bagi anak-anak.
Pengiriman bantuan, serta logistik akan dilakukan dari Balikpapan dan Mamuju. Dengan fasilitasi Susi Air, evakuasi korban terutama mereka yang sakit dan ibu serta anak diprioritaskan dari Palu ke Balikpapan atau Mamuju.
Selain jalur udara, KKP akan membawa bantuan makanan, air serta peralatan evakuasi dari Bitung melalui jalur laut dengan menggunakan Kapal Pengawas Hiu 002. Diperkirakan, bantuan akan sampai di Palu hari ini Rabu (3/10). Kapal Pengawas Orca 03 juga akan menyusul membawa bantuan dan 20 orang tenaga medis ke Palu.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, bersama pejabat KKP, melihat langsung beberapa lokasi yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah pada 30 September 2018. Pejabat KKP yang mengunjungi lokasi masing-masing Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Sjarief Widjaja, serta Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Rina.
Menteri Susi juga meninjau kantor Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) Palu, serta mengevakuasi keluarga pegawai KKP yang terdiri dari Istri dan anak mereka yang berada di Palu. Saat ini, sudah 34 orang keluarga pegawai KKP yang dievakuasi ke Makassar, Mamuju dan Balikpapan.
Selain itu, Menteri Susi, ke lokasi yang paling parah terkena dampak bencana gempa bumi dan tsunami antara lain Mamboro, Pantai Talise dan Kabupaten Sigi. Terlihat banyak kerusakan berat akibat gempa bumi yang disusul dengan Tsunami tersebut, sehingga mengakibatkan sulitnya akses distribusi bantuan kepada para korban. Tak hanya itu, sarana dan prasarana penting yang dibutuhkan seperti listrik, air, dan BBM pun sulit diperoleh masyarakat.
Dalam Rapat Terbatas Penanganan bencana Palu-Donggala, Presiden menyampaikan agar setiap kementerian/lembaga turut membantu dalam kapasitasnya masing-masing. Menindaklanjuti hal tersebut, KKP berinisiatif secara sukarela untuk membuat posko bantuan untuk membantu selama masa tanggap darurat.
“Saya meminta para jajaran eselon 1 untuk fokus dalam membantu menyediakan kebutuhan dasar terlebih dahulu. Ibu Rina (Kepala Badan KIPM) sudah sampaikan bahwa kantor BKIPM di Palu ada air bersih, jadi silakan masyarakat yang ada di sekitar wilayah itu mengambil air dari sana,” kata Menteri Susi.
Adapun bantuan ekskavator yang dimobilisasi KKP dari Pasangkayu sebanyak dua unit. Ekskapator ini akan tiba di Palu pada 3 Oktober 2018. Sementara, tiga unit ekskapator dari Kabupaten Sigi dan Parigi Moutong belum bisa masuk ke Palu karena akses jalan yang belum dapat dilalui alat berat.
Bantuan KKP dalam penyelenggaraan program-program di sektor kelautan dan perikanan akan dilaksanakan usai masa tanggap darurat berakhir dan ketika kondisi membaik. “Kalau sudah masuk masa transisi, KKP akan memberikan bantuan sesuai program-program yang ada supaya ekonomi perikanan di Palu menggeliat kembali,” kata Susi.
Gempa Donggala terjadi pada Jumat (28/9) pukul 17.02.44 WIB. Gempa ini berkekuatan 7,4 skala Richter (SR). Lokasi berada di 0.20 Lintang Selatan dan 119.89 Bujur Timur, pada kedalaman 11 kilometer.*
Komentar tentang post