HINGGA saat ini, populasi ikan sidat di Indonesia masih minim data dan informasi.
Karena itu, untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya sidat tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Food and Agriculture Organization (FAO) melaksanakan Pelatihan untuk Pelatih Pemantauan Populasi Ikan Sidat (stadia glass eel).
Kegiatan ini melalui kerja sama Program Mainstreaming Biodiversity Conservation and Sustainable Use into Inland Fisheries Practices in Freshwater Ecosystems of High Conservation Value (I-Fish) di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP).
Ikan sidat bersifat katadromous dengan wilayah pemijahan dan pertumbuhan larva di laut. Selanjutnya, mengalami perkembang ke stadia dewasa di perairan darat.
Mengingat lokasi pemijahan – larva belum diketahui secara pasti, maka upaya pendataan populasi dilakukan pada stadia glass eel yang mulai banyak ditangkap untuk keperluan budidaya (pembesaran) dan induk untuk mengetahui gambaran stok populasi di alam.
Pelatihan ini berdasarkan pada panduan pemantauan populasi sidat stadia glass eel yang disusun oleh Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut beserta pakar dari Pusat Riset Perikanan dan LIPI serta tim I-Fish FAO.
Dalam kegiatan ini dibangun komitmen jejaring pengumpulan data populasi sidat (stadia glass eel) di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Sukabumi. Salah satu rencana aksi, dilakukan pendataan dan pelaporan hasil pemantauan populasi secara rutin dan terstandar untuk mengetahui status pengelolaannya.
Komentar tentang post