Darilaut – Di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA), lusinan karang menempel di jaring logam seukuran meja makan, yang disematkan ke dasar laut.
Saat sedikit terombang-ambing mengikuti arus, Hamad Al Jailani, seorang ilmuwan kelautan dari Badan Lingkungan Abu Dhabi, yang mengenakan peralatan selam, mengambil salah satu karang dan memeriksanya.
Al Jailani menunjukkan kepada juru kamera bagaimana karang –kumpulan hewan kecil yang peka terhadap panas– bertahan di bak mandi perairan hangat Teluk.
Penyelaman Al Jailani adalah bagian dari upaya dengan potensi implikasi mendalam bagi masa depan lautan dunia dan kesehatan ekosistem biru yang saling berhubungan.
Badan Lingkungan Abu Dhabi sedang mempelajari toleransi panas karang lokal, beberapa di antaranya selamat dari dua gelombang panas laut utama dalam beberapa tahun terakhir.
Badan tersebut mengejar hipotesis yang penuh harapan: jika karang yang rapuh dapat tumbuh subur di Teluk, laut terpanas di dunia, mungkin mereka dapat bertahan dari perubahan iklim di bagian lain dunia.
Penelitian ini dilakukan saat perubahan iklim membuat lautan terlalu panas, membahayakan karang.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) memperingatkan bahwa 1,5°C pemanasan global mengancam 70-90 persen karang dengan kepunahan.
Komentar tentang post