Panduan ini memberikan panduan bagi negara-negara dalam meningkatkan pengumpulan data dan menyarankan praktik terbaik dalam beralih dari pengukuran ke pengurangan limbah makanan.
Pada tahun 2022 terdapat 1,05 miliar ton sampah makanan yang dihasilkan (termasuk bagian yang tidak dapat dimakan), yaitu sebesar 132 kilogram per kapita dan hampir seperlima dari seluruh makanan yang tersedia bagi konsumen.
Direktur Eksekutif UNEP, Inger Andersen, mengatakan, limbah yang tidak perlu tersebut menyebabkan kerugian besar terhadap iklim dan alam.
”Kabar baiknya adalah kita tahu jika negara-negara memprioritaskan masalah ini, mereka dapat secara signifikan membalikkan kehilangan dan limbah pangan, mengurangi dampak iklim dan kerugian ekonomi, serta mempercepat kemajuan dalam mencapai tujuan global,” ujarnya
Banyak negara berpendapatan rendah dan menengah masih kekurangan sistem yang memadai untuk melacak kemajuan dalam memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam mengurangi separuh sampah makanan pada tahun 2030, khususnya di bidang ritel dan jasa makanan.
Hanya empat negara G20 (Australia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat) dan Uni Eropa yang memiliki perkiraan limbah makanan yang sesuai untuk melacak kemajuan hingga tahun 2030. Kanada dan Arab Saudi memiliki perkiraan jumlah rumah tangga yang sesuai, sedangkan perkiraan Brasil diperkirakan akan dilakukan pada akhir tahun 2024.