Perahu penangkap ikan Jepang di Samudra Hindia secara kebetulan menangkap paus Paruh Blainville. Kadang-kadang paus ini ditangkap sebagai tangkapan sampingan dalam perburuan yang menargetkan cetacea kecil.
Pada akhir April 2025, seekor paus paruh Blainville ditemukan terdampar dalam kondisi mati di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Paus ini dengan panjang mencapai 3,2 meter.
Saat ditemukan di pantai Padahidoi, Desa Kolorae, Kecamatan Raijua, paus ini baru mati atau kondisi kode 2.
Laporan awal Blainville terdampar diterima dari warga setempat. Kemudian disampaikan oleh Kepala Desa Kolorae kepada Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Australian Museum mencatat kasus terdampar spesies ini telah terjadi di seluruh jangkauan, termasuk pantai utara dan selatan Australia hingga sejauh selatan hingga 41°S.
“Tiga terdampar juga terjadi di Selandia Baru utara,” tulis Australian Museum.
Menurut NOAA Fisheries beberapa paus paruh mati karena menelan sampah plastik berupa puing-puing laut atau marine debris.
Cetacea yang menyelam dalam, seperti paus paruh Blainville, menggunakan suara untuk memangsa, berkomunikasi, dan bernavigasi di lautan.
NOAA Fisheries mengatakan terdamparnya spesies ini di Bahama karena trauma akustik telah dikaitkan dengan penggunaan sonar aktif selama kegiatan dan latihan militer angkatan laut.