Darilaut – Masyarakat Indonesia memerlukan terobosan inovatif, responsif, dan adaptif dalam membangun resiliensi (kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit) yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Untuk itu, diperlukan pendekatan berbasis komunitas untuk mengurangi risiko bencana. Meningkatnya ancaman bencana adalah suatu fenomena yang tidak terelakkan yang diikuti pula dengan sumber daya yang semakin terbatas, baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi, mengatakan, peluncuran panduan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas sebagai momentum untuk mempromosikan pendekatan berbasis komunitas dalam mengurangi risiko bencana.
Kegiatan ini menjadi momen yang penting untuk mendiskusikan dan mempromosikan pendekatan berbasis komunitas dalam mengurangi risiko bencana serta untuk memperkuat keberlanjutan komunitas di berbagai daerah, kata Prasinta, Rabu (14/6).
Panduan ini, kata Prasinta, diharapkan dapat membantu para praktisi dan pegiat Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas, baik pemerintah, organisasi masyarakat, universitas, dunia usaha dan komunitas dalam membangun ketangguhan masyarakat terhadap risiko bencana.
Panduan sebagai acuan bagi para praktisi dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan strategi dan implementasi program pengurangan risiko bencana yang berkelanjutan, ujarnya.
Komentar tentang post