Darilaut – Masih banyak nelayan di berbagai wilayah di Indonesia memelihara dan merawat tradisi leluhur, seperti upacara peluncuran perahu, ritual tolak bala, dan syukuran hasil laut.
Tradisi ini seperti yang masih dipertahankan komunitas nelayan di suku yakni Bugis, Mandar dan Bajo.
Peneliti Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa, dan Konektivitas (PR KSDK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syamsul Bahri, mengatakan, mereka memandang bahwa laut merupakan ruang yang penuh misteri dan tak bisa ditebak.
Oleh karena itu, ”menjaga hubungan harmonis dengan laut menjadi sangat penting,” ujarnya dalam webinar “Menjaga Laut dan Merawat Tradisi Desa Nelayan: Perspektif Antropologis Nelayan Bugis, Mandar ,dan Bajo”, pada Kamis (17/4).
Menurut Syamsul ketiga komunitas ini merupakan pelaut ulung yang memainkan peran penting dalam pemenuhan kebutuhan ikan masyarakat Indonesia. Mereka memiliki identitas budaya yang kuat.
Ini terlihat dari alat tangkap khas, cara hidup, hingga tradisi-tradisi spiritual yang dijalankan.
Di tengah arus modernisasi, kata Syamsul, ketiga kelompok ini masih berupaya mempertahankan warisan budaya maritim tersebut.
Hal itu karena tradisi dan kepercayaan terhadap laut bukan sekadar romantisme masa lalu, tetapi menjadi bagian dari strategi hidup yang telah teruji oleh waktu.