Darilaut – Ada berbagai alat penangkapan ikan tradisional melalui proses panjang yang selama ini digunakan nelayan Bugis, Mandar dan Bajo.
Peneliti Pusat Riset Kesejahteraan Sosial, Desa, dan Konektivitas (PR KSDK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syamsul Bahri menjelaskan salah satu alat tangkap khas Bugis adalah bagang, yakni alat tangkap tradisional berbentuk seperti rumah-rumahan yang diturunkan ke dasar laut dengan bantuan pemberat.
Bagang rambo, sebuah inovasi lokal yang menjadi simbol kecerdikan teknologi perikanan tradisional.
Bagang ini dibangun dalam satu unit besar, dengan panjang rata-rata 22 meter dan lebar 4 meter. Perahu yang digunakan dilengkapi ratusan lampu pijar untuk menarik ikan.
“Produksi bagang rambo paling pesat ditemukan di kota Palopo. Lalu saat malam hari, laut di sekitar kota tampak gemerlap seperti kota terapung,” ujarnya.
Suku Mandar, yang kini dominan bermukim di wilayah Provinsi Sulawesi Barat, memiliki luas wilayah laut yang lebih besar dibanding daratan. Hal ini membuat masyarakat Mandar sangat erat dengan dunia kelautan dan menjadikan nelayan sebagai profesi utama.
Yang menarik, penyebutan nelayan kerap disesuaikan dengan jenis alat tangkap yang digunakan. Contohnya nelayan panggae (menggunakan jaring gae), nelayan parrumpon (memanfaatkan rumpon sebagai alat bantu tangkap).