Darilaut – Tim One Health dan Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (KSDA) Riau menyelamatkan seekor penyu sisik yang di dalam mulutnya tertancap kail dan tali nilon.
Pada akhir Desember 2020, seorang ibu bernama Nevita Reniyanti, melihat seekor Penyu tersangkut di jala.
Nevita segera menyelamatkan penyu yang terkena pancing ikan dan masuk jala nelayan tersebut, kemudian melaporkan kejadian ini ke Puskeswan Bantan Kabupaten Bengkalis.
Mendapat laporan tersebut, anggota One Health Riau drh Hanni Mardani menghubungi Balai Besar KSDA Riau melalui Kepala SKW III, MB Hutajulu.
Setelah diperiksa, ternyata terdapat tali nilon yang tersangkut pada tekak dan ada kail ikan tertancap di bagian mulut.
Jenis penyu sisik (Eretmochelys imbricata) ini merupakan satwa dilindungi, dengan ukuran panjang Penyu 35-40 cm.
Status jenis penyu sisik sudah terancam punah dan tergolong dalam familia Cheloniidae. Penyu ini adalah satu-satunya spesies dalam genusnya.
Spesies ini memiliki persebaran di seluruh dunia, dengan dua subspesies terdapat di Atlantik dan Pasifik.
Melalui usaha yang sangat hati-hati, setelah 2 hari, akhirnya tali kail yang tersangkut di tekak berhasil dikeluarkan.
Setelah penyu ini benar-benar sehat, selanjutnya dilepas kembali ke pantai Selat Baru, Desa Selat Baru, Bengkalis.
One Health Riau termasuk salah satu pilot project (proyek percontohan) nasional yang berlokasi di Bengkalis. Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III, MB Hutajulu, sebagai koordinator wilayah untuk Kabupaten Bengkalis dan menjadi master training nasional untuk penanganan zoonosis.
Tim One Health memiliki anggota di 3 kementerian, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pertanian dan Kementerian Kesehatan.
Koordinasi lintas sektoral yang dibangun telah terbukti berjalan dengan baik selama bertahun lamanya untuk bidang zoonosis dan konservasi.
Komentar tentang post