PENYU tidak berubah sejak 100 juta tahun lalu. Setidaknya, ini hasil kajian pada fosil yang telah diteliti para ahli.
Penyu masuk dalam kelompok reptilia atau hewan melata berdarah dingin – bersama buaya, ular dan kura-kura.
Reptilia ini memiliki kulit (cangkang) yang keras. Cangkang inilah yang membedakan spesies yang satu, dengan lainnya.
Cangkang penyu bagian atas disebut karapas, bawah plastron. Perbedaan setiap spesies, antara lain, pada bentuk cangkang.
Ada beberapa sebutan untuk penyu di Indonesia, seperti tututuga, kura-kura laut.
Penyu memiliki kaki yang berbentuk sirip. Kaki ini digunakan sebagai dayung dan membuat penyu bergerak bebas dan berenang dengan cepat.
Kaki ini pula bermanfaat mengeduk pasir untuk bertelur.
Meski termasuk hewan laut, penyu tak bisa lama di dalam air, harus muncul ke permukaan untuk bernafas lagi.
Satwa ini sangat bergantung pada udara bebas yang dibutuhkan untuk bernafas. Cangkang yang keras membuat paru-paru tidak dapat dikembangkan sebesar-besarnya.
Dalam masa pertumbuhan di laut, mulai tukik hingga dewasa, penyu jantan tetap berada di laut. Sementara betina ke darat untuk bertelur.
Penyu berkelana dari satu pantai ke pantai lain, melintasi banyak pulau dan samudera. Ada pula yang hanya dalam teritorial yang terbatas.
Komentar tentang post