Darilaut – Pemerintah Kota Gorontalo terus berupaya mengurangi dan melakukan pencegahan stunting.
Salah satunya, melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A).
Dinas Pengendalian Penduduk ini melakukan aksi pencegahan stunting dengan cara mendistribusikan bantuan susu bagi balita berisiko stunting.
Penyaluran dilakukan secara simbolis oleh penjabat (Pj) Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjid, didampingi Kepala DPPKB-P3A, Eladona Oktamina Sidiki, pada Senin (4/11).
Sebelum proses penyerahan bantuan, Eladona melaporkan bahwa susu disalurkan kepada 330 anak di Kota Gorontalo yang bermasalah gizi dan berisiko stunting.
Setelah itu, Eladona mengatakan, upaya serupa dilakukan di Kecamatan Kota Selatan dan Kecamatan Dungingi dengan klasifikasi usia 6-12 bulan, 1-3 tahun, dan 3-5 tahun.
Pemberian bantuan Susu ini berjumlah enam dus. Jumlah itu bisa digunakan selama setahun.
“Jadi ada 6 dus susu di dalam paket itu, bisa digunakan selama setahun dari 2024 ini, sampai di 2025,” kata Eladona.
Eladona berharap para orang tua tidak hanya mengandalkan bantuan susu yang diserahkan pihaknya dalam mencegah stunting. Namun, kata Eladona, keluarga juga harus menerapkan hidup sehat.
Pj Wali Kota Gorontalo, Ismail Madjid, menjelaskan beberapa hal penting. Pertama, stunting adalah ancaman generasi dan kualitas masyarakat.
“Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik juga mengganggu pertumbuhan otak pada anak,” kata Ismail.
Oleh karena itu, kata Ismail, upaya pemerintah dalam menangani stunting ada dua jenis intervensi, yakni spesifik maupun sensitif.
“Percepatan penurunan stunting pada balita merupakan program prioritas pemerintah kota yang termaktub dalam Perwako nomor 6 tahun 2022,” ujar Ismail, sembari menambhkan ”semoga kegiatan ini dapat berikan dampak positif.”