Darilaut – Pengerukan pasir dari dasar laut kini telah menggerus kawasan perlindungan laut (marine protected areas) di banyak tempat.
Melansir Unep.org, sepanjang tahun 2018 dan 2022 diperkirakan seperenam pengerukan terjadi di kawasan perlindungan laut, zona yang seharusnya menjadi suaka kehidupan bawah laut.
“Salah satu hal penting yang terungkap dalam beberapa bulan terakhir adalah betapa lazimnya pengerukan dilakukan di kawasan lindung,” kata kata Pascal Peduzzi, Direktur GRID Geneva, sebuah pusat informasi lingkungan yang diselenggarakan oleh Program Lingkungan PBB (UNEP).
“Sejujurnya, hal ini merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan karena pengerukan sangat merusak dan seringkali kawasan ini sangat sensitif secara ekologis.”
Dekade terakhir, sekitar 16 persen pengerukan dilakukan di cagar alam laut yang dirancang untuk melindungi tanaman dan hewan yang rentan.
Dengan menggunakan aplikasi Marine Sand Watch yang diluncurkan UNEP pada bulan September 2023, praktik tersembunyi pengambilan pasir laut tersebut terekam.
Melalui platform Marine Sand Watch telah mengungkap sesuatu yang selama ini tidak terlihat menjadi tampak. Platform ini sebagai upaya untuk menyelamatkan cadangan pasir dunia yang semakin menipis.
Pasir dan kerikil merupakan bagian penting dari ekosistem laut. Material ini membentuk jembatan antara daratan dan lautan, melindungi garis pantai dari badai dan melindungi akuifer pesisir dari salinasi.