Darilaut – Penggunaan lahan dan konversi habitat untuk pangan menjadi penyebab utama hilangnya keanekaragaman hayati dan bertanggung jawab atas 80 persen deforestasi dan 70 persen penggunaan air bersih.
Hari ini, 22 Mei, diperingati sebagai Hari Keanekaragaman Hayati (International Day for Biological Diversity). Sebagai pengingat planet ini mengalami penurunan pada kondisi alam yang berbahaya. Satu juta spesies terancam punah, tanah menjadi tidak subur, dan sumber air mengering.
Sistem pangan global sangat bergantung pada alam—laut adalah sumber utama protein bagi lebih dari 3 miliar orang.
Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global – yang diadopsi oleh para pemimpin dunia pada bulan Desember 2022 di Kanada, menetapkan untuk menghentikan dan membalikkan hilangnya alam pada tahun 2030.
Kerangka kerja tersebut menyerukan area di bawah pertanian, akuakultur, dan kehutanan untuk dikelola secara berkelanjutan, limbah makanan global dipotong setengahnya, dan pengurangan yang signifikan dalam konsumsi berlebihan dan produksi limbah.
Hasil penelitian Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) menunjukkan bahwa keadaan alam mendasari bagaimana ekonomi global dan sistem keuangan dapat berkembang.
Alam adalah aset modal vital yang menyediakan banyak barang dan jasa penting, dengan nilai ekonomi US$44 triliun.
Komentar tentang post