ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada Maret lalu. Sebagian besar penderita yang terinfekesi virus corona SARS-CoV-2, penyebab dari Covid-19 ini mengalami gejala ringan. Terdapat pula sejumlah pasien yang perlu dirawat di rumah sakit.
Gejala umum Covid-19 seperti demam, batuk kering, dan sesak napas. Namun, tampaknya ada informasi yang kurang tentang kesehatan jangka panjang dari orang-orang yang sudah pulih dari Covid-19.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), terdapat efek jangka panjang dari infeksi virus corona SARS-CoV-2, penyebab dari Covid-19. ABC News memberitakan, sekitar 80 persen kasus Covid-19 yang dilaporkan di Tiongkok tergolong ringan.
Dilansir Halodoc.com, Profesor patologi di Fakultas Kedokteran Universitas Chicago, Shu-Yuan Xiao mengatakan, sebagian besar pasien yang memiliki penyakit ringan bisa segera puluh. Pasien yang memiliki penyakit yang lebih parah, tetapi sembuh tanpa harus memakai ventilator juga seharusnya bebas dari efek samping jangka panjang.
Sementara untuk 16-20 persen pasien bergejala yang akhirnya membutuhkan perawatan ICU, efek jangka panjangnya sulit untuk diprediksi. Pasien yang masuk ke unit perawatan intensif dan membutuhkan ventilator cenderung mengalami kerusakan paru-paru dan mengembangkan sindrom gangguan pernapasan akut. Mereka biasanya memiliki kondisi paru-paru yang parah di mana cairan terkumpul di kantung udara paru-paru.
Komentar tentang post