Kendari – Kawasan Teluk Bone masih memiliki potensi perikanan cakalang dan tuna yang cukup besar. Di kawasan ini terdapat beberapa pusat produksi perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan, seperti di Kabupaten Kolaka sebagai pusat produksi teripang dan cakalang.
Namun, di sisi lain, Teluk Bone telah menghadapi masalah terkait dengan pencemaran, penurunan kualitas lingkungan, destructive fishing dan konflik pemanfaatan ruang.
Hal ini, antara lain, yang menjadi hasil bahasan Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah Teluk Bone (RZ Teluk Bone) pada awal November lalu. Kegiatan FGD berlangsung di Kendari, diikuti Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sulawesi Tenggara, kabupaten dan kota, serta elemen masyarakat.
Poin lain hasil diskusi mengenai adanya keinginan masyarakat dan instansi terkait untuk menjadikan Teluk Bone sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Ini mengingat besarnya potensi pariwisata yang terdapat di Teluk Bone.
Sejauh ini, Teluk Bone telah memiliki suatu badan pengelolaan yang berfungsi untuk sinkronisasi kegiatan yang berada di Teluk Bone. Dalam hal rencana zonasi akan mengacu pada batas Laut dan Samudera yang dikeluarkan oleh IHO (International Hydrographic Organization, Organisasi Hidrografi Internasional) dalam Draft S-23 tahun 2002.
Komentar tentang post