Selasa, Desember 5, 2023
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita

Satgas Covid-19 Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan dan Vaksinasi

redaksi
20 Februari 2022
Kategori : Berita, Kesehatan
0
Satgas Covid-19 Ingatkan Disiplin Protokol Kesehatan dan Vaksinasi

Pemeriksaan rapid antigen bagi penumpang pesawat udara yang tiba di Bandara Djalaluddin Gorontalo. FOTO: DARILAUT.ID

Darilaut – Untuk mengurangi penyebaran Covid-19, Ketua Satgas COVID-19 Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengimbau kepada masyarakat melakukan vaksinasi dan patuh menjalankan protokol kesehatan (Prokes)

“Vaksin salah satu benteng utama dalam pencegahan Covid, namun bukan berarti sudah vaksin tidak akan terkena covid, kita tetap harus menegakan prokes, prokes yang utama adalah makai masker, apapun kegiatannya harus tetap pakai masker,” kata Suharyanto yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Untuk meningkatkan protokol kesehatan dan edukasi kepada masyarakat, Suharyanto terjun langsung membagikan masker di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (19/2). Pembagian masker kali ini berjumlah 200 ribu lembar.

Suharyanto mengatakan kasus konfirmasi saat Omicron ini puncaknya sudah melebihi jumlah pada saat kasus varian Delta mencapai puncaknya tahun lalu.

“Puncak kasus konfirmasi varian Omicron sudah melebihi peningkatan kasus pada bulan Juli 2021 lalu, saat terjadinya puncak varian Delta, meskipun begitu jumlah korban meninggalnya tidak seperti Covid Varian Delta,” kata Suharyanto.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, pengalaman negara-negara yang berhasil dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia.

“Hal ini menunjukkan bahwa apapun variannya, kebijakannya, dan kondisi kasusnya, protokol kesehatan harus selalu diterapkan dengan disiplin,” kata Prof. Wiku Kamis (17/2).

Negara-negara dengan masyarakatnya yang disiplin protokol kesehatan, terlepas kebijakan yang diterapkan terbukti berhasil melewati gelombang kasus Covid-19 yang diakibatkan varian Omicron.

Seperti negara-negara di Benua Eropa, Amerika hingga Australia. Namun, berbeda, negara-negara di benua Asia termasuk Indonesia tengah mengalami gelombang kenaikan kasus.

Secara global, dunia kini menunjukkan tren penurunan sekitar 60% dari puncak gelombang terakhir. Sementara Indonesia kasusnya terus naik hingga hampir 200 kali lipat dari titik terendahnya.

Advertisement

Indonesia selalu mengalami kenaikan saat kasus dunia sudah melewati puncaknya yang berkaitan kebijakan karantina, serta entry dan exit test pelaku perjalanan internasional yang ketat. Sehingga Indonesia berhasil menunda importasi kasus lebih lama dibanding negara lainnya.

Lalu, dalam skala benua, negara-negara di Eropa, Amerika Serikat dan Kanada, serta Australia telah melwati puncak kasus dan konsisten menurun kasusnya.

Berbeda di benua Asia, sebagian besar tren kasusnya masih naik seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Hongkong, dan Indonesia. Sebagian kecil lainnya telah menunjukkan tren penurunan kasus, diantaranya Jepang dan Filipina.

Mencermatinya lagi, negara-negara yang telah melewati puncaknya menunjukkan tren kematian dan perawatan di rumah sakit yang berbeda-beda.

Ada 8 negara yakni Denmark, Swiss, Perancis, Jerman, Belgia, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat. Setidaknya ada 3 hal yang menjadi perhatian.

Pertama, 8 negara tersebut mencatat rekor tertinggi melebihi puncak kasus sebelumnya. Kelipatan kenaikannya berkisar antara 3 – 9 kali lipat. Khusus Denmark, menjadi yang tertinggi mencapai 13 kali lipat dari puncak terakhirnya.

Baca Juga

Pendinginan Bertanggung Jawab Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Global

BMKG dan Uni Emirat Arab Menandatangani Kerja Sama Bidang Meteorologi dan Geofisika

Doni Monardo Wafat, Indonesia Kehilangan Pahlawan Lawan Covid-19

Kedua, kematian cenderung lebih rendah pada 6 dari 8 negara dibandingkan pada puncak sebelumnya dengan kisaran angka kematian 50 – 80% dibanding puncak terakhir.

Hanya Denmark dengan angka kematiannya setara dengan puncak sebelumnya. Namun, di Amerika Serikat angka kematiannya justru lebih tinggi 20% dari puncak terakhirnya.

Ketiga, tren perawatan rumah sakit lebih rendah pada 5 dari 8 negara dibanding puncak terakhirnya dengan kisaran angka 30 – 50%. Di Perancis, tingkat perawatan justru sudah setara dengan puncak sebelumnya.

Di Denmark dan Amerika Serikat tren perawatan justru mencapai angka tertinggi hingga 2x lipat dari puncak terakhirnya.

Jika dilihat dari kebijakan protokol kesehatan pada 8 negara tersebut, ada keterkaitannya. Terutama, kebijakan memakai masker dan larangan berkerumun.

Seperti di Denmark, kenaikan kasusnya yang tertinggi hingga 13 kali lipat. Angka kematian menyamai puncak sebelumnya dan rekor tertinggi pada perawatan di rumah sakit mencapai 2x lipat puncak sebelumnya.

“Denmark situasinya paling signifikan. Nyatanya, jika dilihat dari segi kebijakan dan penerapan protokol kesehatan, bahkan Denmark tidak memberlakukan kebijakan wajib masker dan larangan berkerumun,” kata Wiku.

Amerika Serikat, angka kematiannya lebih tinggi 20% dari puncak sebelumnya dengan perawatan di RS mencapai rekor tertinggi 2x lipat puncak sebelumnya.

Meskipun demikian, ternyata kebijakan wajib masker dan larangan berkumpul lebih dari 10 orang tidak terlaksana dengan baik.

Terlihat dari banyaknya aksi demonstrasi dan penolakan dari masyarakat, khususnya terkait asas kebebasan.

Hal serupa di Perancis, dengan tren perawatan RS setara dengan pundak sebelumnya. Kebijakan wajib masker dan larangan berkumpul lebih dari 100 orang sudah diberlakukan. Namun, banyak terjadi aksi turun ke jalan dan penolakan penggunaan masker oleh masyarakat.

Sementara, kebijakan 5 negara lainnya dengan wajib masker dan larangan berkumpul, berhasil menekan angka kasus, kematian dan perawatan di RS.

Dari kondisi 8 negara tersebut, dapat diambil kesimpulan, kebijakan protokol kesehatan di Denmark mempengaruhi kasus, kematian dan perawatan di rumah sakit yang meningkat tajam.

Namun, kebijakannya yang tidak dijalankan baik seperti di Amerika Serikat dan Perancis, nyatanya dapat memperburuk situasi.

Terlepas apapun kebijakannya, faktor kunci keberhasilan pengendalian adalah masyarakat yang dengan kesadaran tinggi menjalankan protokol kesehatan.

Indonesia harus belajar dari negara-negara tersebut. Pemerintah telah melakukan upaya berlapis yang dirancang semata-mata untuk melindungi rakyatnya. Karenanya masyarakat harus melaksanakan kebijakan protokol kesehatan dengan kesadaran tinggi.

Adanya kebebasan yang melekat pada setiap orang, tidak menjadikannya bebas menempatkan orang lain pada situasi yang berisiko. Hingga mengakibatkan gejala berkepanjangan bahkan menghilangkan nyawa.

“Kebebasan juga tidak berarti kita bebas mengacuhkan keselamatan bersama. Ingat, pembatasan aktivitas yang harus diterapkan ketika kasus melonjak tidak hanya merugikan kita sebagai individu, namun juga menimbulkan penurunan ekonomi negara yang tidak sedikit jumlahnya,” ujar Wiku.

Tags: BandungBNPBCovid-19Vaksinasi Covid-19Varian Omicron
BagikanTweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan
Dukungan darilaut.id : https://saweria.co/darilautID
Previous Post

Ini Respon BMKG Terkait Kabar Omicron Melalui Chemtrails

Next Post

Laser Angkatan Laut China Ganggu Pesawat Militer Australia di Laut Arafura

Postingan Terkait

Pendinginan Bertanggung Jawab Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Global

Pendinginan Bertanggung Jawab Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Global

5 Desember 2023
COP28, UEA Akan Membantu Negara-negara yang Kekurangan Air dengan Teknologi Penyemaian Awan

BMKG dan Uni Emirat Arab Menandatangani Kerja Sama Bidang Meteorologi dan Geofisika

5 Desember 2023

Doni Monardo Wafat, Indonesia Kehilangan Pahlawan Lawan Covid-19

Mahasiswa KKN Administrasi Publik UNG Sosialisasi Pencegahan Stunting di Popayato Barat

11 Pendaki Tewas di Gunung Marapi Sumatera Barat

Gunung Marapi Meletus, 28 Pendaki Belum Berhasil Turun

Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa UNG Raih Prestasi di Pimnas 2023

Badai Siklon Michaung di Teluk Benggala Mendekati Chennai

Next Post
Laser Angkatan Laut China Ganggu Pesawat Militer Australia di Laut Arafura

Laser Angkatan Laut China Ganggu Pesawat Militer Australia di Laut Arafura

Komentar tentang post

TERBARU

Pendinginan Bertanggung Jawab Terhadap Emisi Gas Rumah Kaca Global

Provinsi Gorontalo yang Mencemaskan

Dosen UNG Perkenalkan Aplikasi untuk Peningkatan Pembelajaran Siswa

BMKG dan Uni Emirat Arab Menandatangani Kerja Sama Bidang Meteorologi dan Geofisika

Doni Monardo Wafat, Indonesia Kehilangan Pahlawan Lawan Covid-19

Mahasiswa KKN Administrasi Publik UNG Sosialisasi Pencegahan Stunting di Popayato Barat

Dukungan

Beri Dukungan disini : https://saweria.co/darilautID

REKOMENDASI

Tanpa Badai Bernama, Agustus Ini Bulan yang Relatif Tenang di Atlantik

Malaysia dan Tiongkok Wisman Terbanyak ke Indonesia

Mengapa Darah Lobster Tidak Berwarna Merah? Ini Penjelasan Ahli

13 Provinsi Belum Ada Perda RZWP3K, ISKINDO: Pemerintah Provinsi Segera Selesaikan

Tim Gabungan Sita Satwa Endemik Sulawesi Monyet Dihe dan Anoa di Gorontalo

Delegasi Pemuda Negara-Negara Pulau dan Kepulauan Mendukung Aksi Iklim Berbasis Kelautan

Tags

Covid-19 Universitas Negeri Gorontalo KLHK Basarnas Perubahan Iklim Bibit Siklon Tropis TNI Angkatan Laut AMSI JTWC gorontalo BNPB BPBD LIPI Siklon Tropis Kemenhub sampah plastik Ditjen Perhubungan Laut KKP BRIN Virus Corona Banjir Samudra Pasifik Jepang BMKG teluk tomini

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pemilihan
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.