Darilaut – Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan teknologi daur ulang sebagai solusi limbah masker sekali pakai agar tidak menimbulkan timbunan sampah yang berbahaya bagi lingkungan.
Tingginya kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19 menyebabkan banyak yang beralih menggunakan masker bedah ataupun masker N95. Masker bedah dan masker N95 memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menahan virus dibanding masker kain.
Hal ini disebabkan karena jenis masker ini memiliki pori yang sangat kecil, tetapi keduanya merupakan masker sekali pakai yang dapat menyumbang timbulan limbah.
Berdasarkan fenomena banyaknya timbunan limbah masker tersebut, tim peneliti LPTB berinisiasi melakukan penelitian untuk membuktikan manfaat limbah masker setelah proses daur ulang.
Peneliti LPTB Akbar Hanif Dawam Abdullah mengatakan, hanya limbah masker sekali pakai yang berasal dari kategori sampah rumah tangga yang dapat diuji coba dalam proses ini.
“Karena limbah infeksius dari fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah tangga di mana terdapat ODP memiliki cara khusus dalam penanganannya,” katanya.
Masker yang dimaksud adalah bekas pakai masyarakat yang tidak terpapar Covid-19.
Berdasar keilmuan, menurut Dawam, masker sekali pakai yang banyak digunakan selama masa pandemi Covid-19 berbahan plastik dan jenis yang banyak ditemui adalah Polipropilen (PP).
Komentar tentang post