redaksi@darilaut.id
Minggu, 5 Februari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » ‘Takdir Sejarah’ Indonesia Sebagai Bangsa Maritim

‘Takdir Sejarah’ Indonesia Sebagai Bangsa Maritim

redaksi redaksi
23 Agustus 2021
Kategori : Berita
Kapal layar Arka Kinari berlabuh di Banda Naira. FOTO: ISTIMEWA

Kapal layar Arka Kinari berlabuh di Banda Naira. FOTO: ISTIMEWA

Darilaut – Guru Besar Sejarah Universitas Doponegoro (Undip) Prof Singgih Tri Sulistiyono, mengatakan, fakta geografis dan pengalaman historis, bangsa Indonesia telah menjalani ‘takdir sejarah’ sebagai bangsa maritim. Dominasi kolonialisme telah meredupkan ‘takdir sejarah’ itu.

Oleh sebab itu, kata Prof Singgih, tugas generasi sekarang adalah menyelesaikan ‘takdir sejarah’ sebagai bangsa maritim yang besar di masa mendatang yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

“Paradigma maritim adalah konsep pembangunan yang didasarkan pada jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim yang bersumber dari perjalanan sejarah sebagai komunitas bangsa yang menduduki wilayah kepulauan Nusantara,” kata Prof Singgih seperti dikutip dari Undip.ac.id.

Definisi Negara Maritim untuk Indonesia, menurut Prof Singgih, adalah negara yang mampu membangun kekuatan maritimnya (seapowers) baik di bidang pelayaran dan perdagangan (merchant shipping), kekuatan pertahanan dan keamanan maritim (maritime fighting instruments).

Selain itu, kemajuan teknologi kemaritiman (maritime technology) untuk dapat memanfaatkan potensi yang dimilikinya secara sinergis (laut dan darat) dalam kerangka dinamika geopolitik guna mencapai kemakmuran dan kejayaan bangsa dan negaranya.

Prof Singgih mengatakan paradigma maritim merupakan pola pikir (pattern of thought) atau cara pandang terhadap diri dan lingkungannya sebagai bangsa dan negara maritim yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif/psikomotor).

Menurut Prof Singgih untuk membangun negara maritim yang besar perlu sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai budaya sejarah dan budaya maritim melalui media pendidikan, seni, sastra, dan sebagainya. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa selama masa penjajahan jiwa dan semangat bahari telah mengalami penurunan.

Prof Singgih menyampaikan materi tersebut dalam Webinar Nasional Pekan Kesejahteraan Undip Tahun 2021 yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Undip, Sabtu (21/8).

Kegiatan ini dengan tema “Upaya Menghidupkan Kembali Kemaritiman Sebagai Bentuk Identitas Bangsa Indonesia”. Selain Prof Singgih, pembicara lainnya adalah peneliti sejarah Museum Bank Indonesia Syefri Luwis.

Syefri membawakan materi dengan judul: Rempah dan Mata Uang Era Kerajaan: Sebuah Keterikatan. Pada masa lalu, rempah-rempah menjadi simbol eksotisme, kekayaan, prestise, dan sarat dengan kesakralan yang pernah dihargai setara dengan emas.

Rempah-rempah pada masa itu, kata Syefri, menjadi simbol eksotisme, kekayaan, prestise, sekaligus digunakan sebagai penyedap rasa, pengawet, dan obat berbagai penyakit. Sehingga zaman perdagangan itu mengakibatkan permintaan mata uang mengalir ke wilayah nusantara.

Tags: MaritimnusantaraSejarah peradaban maritimUndip
Bagikan2Tweet2KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Planet Jupiter dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble, pada 27 Juni 2019. Pada hari Jumat, 3 Februari 2023, para ilmuwan mengatakan telah menemukan 12 bulan baru di sekitar raksasa gas tersebut, dengan jumlah total menjadi 92. FOTO: NASA, ESA, A. Simon/Goddard Space Flight Center, M.H. Wong/University of California, Berkeley via AP
Berita

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

5 Februari 2023
Kapal kargo Jepang, Seiryu, tenggelam di Laut Pedalaman Seto Jepang, Kamis (2/2). FOTO: NHK
Berita

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

5 Februari 2023
Kapal kargo MSC Faith kandas di dekat Pulau Batu Berhenti, Kota Batam, pada Selasa (31/1) malam. FOTO: HUBLA
Berita

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

5 Februari 2023
Next Post
Kegiatan vaksinasi Covid-19 bagi nelayan sedang melaut di di tengah laut di perairan Tanjungpinang Kepulauan Riau yang digelar oleh Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV Tanjungpinang, Sabtu (21/8). FOTO: TNIAL.MIL.ID

TNI Angkatan Laut Menggelar Vaksinasi Bagi Nelayan di Tengah Laut

Kelomang. FOTO: OSEANOGRAFI.LIPI.GO.ID

Dwi Listyo Rahayu, Satu-Satunya Taksonom Kelomang di Indonesia

Komentar tentang post

REKOMENDASI

OVO Bantu Pekerja Seni Terdampak Covid-19

Togean, Ditetapkan Sebagai Cagar Biosfer Baru

Tiba di Pulau Honshu Topan Nanmadol Melemah, Bergerak Menuju Laut Jepang

Halodoc: Pasien Covid-19 Dapat Disembuhkan Melalui Isolasi Mandiri

Hari Ini Gerhana Bulan Total Dapat Diamati di Indonesia

Gelombang Tinggi, Kemenhub Keluarkan Maklumat Pelayaran

TERBARU

Pecahkan Rekor di Tata Surya, Jumlah Bulan Jupiter Menjadi 92

Kapal Kargo Tenggelam di Laut Jepang

Kapal Kargo Muat 6153 Kontainer Kandas di Selat Singapura

Bibit Siklon Tropis 95S dan 97S Mampu Tingkatkan Potensi Pertumbuhan Awan Hujan

Bibit Siklon Tropis 97S Berkembang di Selatan Bali, 95S di Selatan Jawa

Mata Ikan Tuna Mengandung Omega-3

TERPOPULER

  • Komet C/2022 E3 (ZTF) pada 26 Desember 2022 di Payson, Arizona, Amerika Serikat. Komet ini akan melintas dekat Bumi, termasuk Indonesia, awal Februari 2023. FOTO: CHRIS SCHUR

    Komet Hijau Menghampiri Bumi

    39 bagikan
    Bagikan 16 Tweet 10
  • Penduduk Miskin Gorontalo Bertambah

    9 bagikan
    Bagikan 4 Tweet 2
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    34 bagikan
    Bagikan 14 Tweet 8
  • Langka, Gerhana Matahari Hybrid Akan Terjadi di Indonesia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    28 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    234 bagikan
    Bagikan 99 Tweet 56
  • Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    29 bagikan
    Bagikan 12 Tweet 7
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk