Jakarta – Cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir dibeberapa wilayah Jabodetabek menimbulkan banyak kerusakan serta korban jiwa sejak Rabu (1/1). Derasnya air yang memasuki permukiman dan fasilitas umum membuat sekitar 62.453 orang mengungsi di 308 titik pengungsian tersebar di 49 Kelurahan dan 34 Kecamatan Provinsi DKI Jakarta.
Walaupun banyak yang telah mengungsi, tidak sedikit warga yang tetap memilih tinggal dan bertahan di rumah mereka untuk menjaga harta benda, serta rumah masing-masing. Namun ketika memilih untuk bertahan di rumah, kebutuhan makanan, minuman, air bersih serta pakaian menjadi terbatas.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengharapkan ketegasan para pemimpin daerah dalam mengingatkan masyarakat untuk mengungsi, melihat prediksi cuaca ekstrem yang masih akan terus terjadi hingga pertengahan Februari 2020.
“Sangat diharapkan ketegasan para pemimpin daerah untuk mengingatkan masyarakat. Harta penting tetapi nyawa lebih penting,” ujar Doni.
Belajar dari pengalaman di Konawe Utara, Bupati dan Kepala Dinas, Camat serta Kepala Desa memaksa penduduknya untuk evakuasi dan mengungsi sementara sehingga ketika air hujan dan air bah datang, rumah mereka hanyut terbawa arus namun korban tidak ada.
Tidak hanya pemimpin daerah, Doni juga menegaskan bahwa merupakan tugas media sebagai salah satu komponen Pentahelix untuk terus mengingatkan masyarakat melalui pemberitaan, termasuk mengikuti perkembangan informasi cuaca dari BMKG.
Komentar tentang post