redaksi@darilaut.id
Sabtu, 13 Agustus 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Teliti Dampak Sosial Konservasi Laut Dosen Universitas Negeri Papua Terima Hibah US$ 150 Ribu

Teliti Dampak Sosial Konservasi Laut Dosen Universitas Negeri Papua Terima Hibah US$ 150 Ribu

redaksi redaksi
17 April 2022
Kategori : Berita, Konservasi
Dosen dan peneliti senior dari Universitas Negeri Papua, Fitryanti Pakiding, Ph.D. FOTO:  PEWTRUSTS.ORG

Dosen dan peneliti senior dari Universitas Negeri Papua, Fitryanti Pakiding, Ph.D. FOTO: PEWTRUSTS.ORG

Darilaut – Dosen dan peneliti senior dari Universitas Negeri Papua (Unipa), Fitryanti Pakiding, Ph.D, menerima penghargaan melalui Program Pew Fellowship Konservasi Kelautan dengan dana hibah sebesar US$ 150.000 (Rp 2,15 miliar).

Pew Charitable Trusts telah mengumumkan Fitryanti akan mempelajari dampak sosial dari intervensi konservasi laut khususnya di Bentang Laut Kepala Burung (The Bird’s Head Seascape) Papua Barat, Indonesia.

Selain Fitryanti, terdapat lima ilmuwan konservasi laut dunia juga akan meneliti di berbagai negara lainnya.

Bentang Laut Kepala Burung di Indonesia adalah salah satu tempat dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Luas kawasan ini lebih dari 5 juta hektar (12,36 juta hektar) wilayah tersebut telah disisihkan untuk kawasan perlindungan laut.

Manfaat ekologi kawasan konservasi laut tersebut telah dipelajari secara ekstensif. Namun, masih kurang memberikan perhatian pada dampak sosial terhadap masyarakat sekitar.

Karena itu, terdapat hambatan dan kemampuan pemerintah dalam merancang serta menerapkan kawasan lindung yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan laut.

Fitryanti akan menganalisis kumpulan data lebih dari 10.000 rumah tangga yang terletak di Bentang Laut Kepala Burung. Hal ini untuk menilai dampak sosial terhadap masyarakat sekitar.

Temuannya akan menginformasikan desain dan pengelolaan kawasan lindung berbasis sains di Indonesia dan seluruh dunia.

Fitryanti juga akan menyelidiki dampak sosial dan ekonomi dari pandemi Covid-19 untuk menilai potensi kawasan konservasi laut sebagai penyangga masyarakat terhadap gangguan sistemik di masa depan.

Fitryanti akan menggunakan berbagai metode komunikasi, termasuk menerbitkan buku, untuk meningkatkan pemahaman tentang dampak sosial kawasan konservasi laut, di antara para pembuat keputusan dan masyarakat.

Sebelumnya, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Negeri Papua yang juga peneliti senior Ricardo F. Tapilatu, Ph.D pernah terpilih menjadi Pew Fellows – Konservasi Laut Tahun 2018 mewakili Indonesia.

Fitrianti akademisi Indonesia yang kedua terpilih sebagai Pew Fellows. Dua orang Indonesia juga pernah terpilih sebagai Pew fellows mewakili LSM International.

Fitryanti adalah staf pengajar di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua, program studi Teknologi Hasil Pertanian.

Menyelesaikan S1 di Institut Pertanian Bogor, kemudian melanjutkan program Pascasarjana S2 dan S3 di University of Oklahoma, Amerika.

Sebagai penerima Hibah Fulbright, Fitryanti meraih gelar Ph.D bidang Ekonomi Pertanian di Oklahoma State University. Bidang keahlian teknologi industri pertanian dengan kajian ekonomi dan manajemen industri.

Fitryanti telah melakukan beberapa proyek penelitian, dan telah berkolaborasi dengan memberi masukan kepada pemerintah setempat dan nasional. Selain itu, LSM internasional tentang pembangunan ekonomi dan masalah ketahanan pangan di Papua Barat.

Sejak 2010, pernah menjabat sebagai peneliti utama dalam kemitraan dengan WWF-AS dan ketua tim lapangan yang melakukan survei sosial ekonomi di kawasan konservasi laut di Bentang Laut Kepala Burung.

Mengutip The Jakarta Post, 6 Juni 2014, Fitryanti salah satu dari sembilan pemenang Whitley Awards tahunan pada 2014, yang disebut Green Oscars. Para pemenang adalah pemimpin konservasi di seluruh dunia.

Fitryanti pernah memenangkan penghargaan atas karya melindungi penyu belimbing atau leatherbacks sea turtle (Dermochelys coriacea) yang tersisa di Pasifik.

Shears Foundation melalui Whitley Fund for Nature memberikan hibah sebesar US$58.565 secara bertahap untuk pekerjaan konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Tags: Bentang Laut Kepala BurungPapua BaratPew FellowshipsUniversitas Negeri Papua
Bagikan1TweetKirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

13 Agustus 2022
Ilustrasi tukik penyu hijau. FOTO: KLHK
Berita

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

13 Agustus 2022
Tukik penyu
Berita

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

13 Agustus 2022
Next Post
Bibit siklon tropis 94P, pada Sabtu (16/4). GAMBAR: ZOOM.EARTH

Bibit Siklon Tropis 94P Berkembang di Laut Arafura

PeduliLindungi. GAMBAR: KEMKES

PeduliLindungi Diunduh 90 Juta Orang, Cegah Warga Terinfeksi di Tempat Umum

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Sabtu, Agustus 13, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Hingga 2022 Kecelakaan Pelayaran Masih Signifikan

Antibodi Penduduk Indonesia Meningkat 4 Kali Lipat

Gelombang Panas Perburuk Populasi Penyu Jantan

99 Persen Tukik Penyu di Florida Berjenis Kelamin Betina

Badai Tropis Meari Akan Melintasi Tokyo

Banjir Melanda Kabupaten Bogor, Cilacap, Pohuwato dan Katingan

REKOMENDASI

239 ABK Indonesia di Kapal Pesiar Jerman Kembali ke Indonesia

Pemerintah Bentuk Tim Pelindungan Awak Kapal Perikanan

2,5 Juta Orang Menderita dan 113 Jiwa Meninggal Dunia Karena Bencana Alam di Indonesia

Petugas Gagalkan Penyelundupan Tuna di Entikong

Seorang ABK Indonesia Meninggal Dunia di Fiji

Penjelasan LIPI Terkait Ribuan Teripang Terdampar di Pantai Sambas

TERPOPULER

  • Ikan

    Ini Potensi di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan

    663 bagikan
    Bagikan 275 Tweet 162
  • Ini Daftar 34 Trayek Tol Laut Tahun 2022

    21 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 5
  • LIPI Bahas Ilmu Kelautan dan Kebumian

    10 bagikan
    Bagikan 5 Tweet 2
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    370 bagikan
    Bagikan 155 Tweet 90
  • Kawasan Timur Indonesia Kaya Sumber Daya Ikan

    121 bagikan
    Bagikan 49 Tweet 30
  • Mirip Kerupuk, Harga Gelembung Renang Capai Rp 50 juta per Kilogram

    275 bagikan
    Bagikan 114 Tweet 67
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    186 bagikan
    Bagikan 79 Tweet 45
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk