Hal ini diduga karena dulunya ada aktivitas penangkapan ikan yang merusak karang. Informasi yang dikumpulkan di lapangan, pada 1980-an sampai awal akhir 1990-an terdapat aktivitas pengeboman ikan di perairan tersebut.
Pengamatan di stasiun 5, yakni di Desa Oluhuta, kondisi terumbu karang masuk kategori rusak-sedang. Di desa ini terdapat pengembangan wisata panorama bawah laut. “Untuk spot penyelaman dengan kondisi karang yang relatif masih bagus,” kata Nuryatin.

Menurut Nuryatin, survei kondisi ekosistem terutama terumbu karang di perairan Bone Bolango, Teluk Tomini, dilakukan dengan Metode LIT (Line Intercept Transect) dan metode RRA (Rapid Reef Assesment).
Survei ini pada wilayah perairan yang berpotensi untuk dapat dilakukan kegiatan pemulihan terumbu karang. Topografis wilayah survei memiliki dasar yang landai.
Hasil survei PKPTLD UNG ini bekerjasama dengan Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Laporan ini dengan judul “Pemulihan Ekosistem Pesisir dan Laut (Terumbu Karang) di Perairan Provinsi Gorontalo.”*
Komentar tentang post