Jakarta – Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Capt Wisnu Handoko mengatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah merencanakan untuk sosialisasi ke berbagai daerah terutama di Wilayah Indonesia Timur, terkait dengan program tol laut jilid II.
Menurut Wisnu, program tol laut jilid II ini tentunya harus berbeda dibandingkan dengan sebelumnya. Tol laut ini adalah laboratorium logistik, karena bisa memperbaiki sistem logistik agar dapat berjalan dengan baik.
“Perhatian Bapak Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut terhadap tol laut ini sangat luar biasa, di mana hampir setiap minggu mengadakan rapat pimpinan untuk melaporkan progress tol laut,” ujar Wisnu, saat memberikan sambutan dan pengarahan pada acara sosialisasi Strategi Peningkatan Pemanfaatan Tol Laut di Manado, Kamis (16/1).
Wisnu mengatakan, telah menyiapkan strategi peningkatan pemanfaatan program tol laut logistik khususnya di tahun 2020 melalui 5 aspek, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), Digitalisasi, Kapal, Pelabuhan dan Sistem Logistik.
Pertama, terkait SDM. Dengan melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah, gerai maritim dan rumah kita, serta menggelar Bimbingan Teknis IMRK (Informasi Muatan Ruang Kapal) dan aplikasi LCS (Logistic Comunication System).
Kedua aspek digitalisasi. Dengan melakukan tracking, IMRK-LCS-Phiniship, Data Analisis Zebrax, serta dengan Gojek dan Grab.
“Ini bukan sekadar membangun infrastruktur digital, tetapi juga masalah culture kita berlogistik dengan baik, dan kita tidak membebani ini kepada 1 ekosistem, tetapi Pemerintah sebagai agen perubahan yang mendorong,” kata Wisnu.
Selain itu, terdapat aspek penambahan kapal, di mana dilakukan juga penambahan trayek, pola subsidi, kepastian jadwal kapal, menggunakan Kapal Negara, BUMN, dan Swasta. Untuk aspek sistem logistik, dengan meningkatkan transparansi harga.
“Kuncinya adalah bagaimana kita mentransparansi biaya kemudian bagaimana kita menstandarisasikan biaya supaya ada suatu kepastian, dan dari sisi kami bagaimana performa kapal ini bisa kita jaga begitu juga pelabuhan,” kata Wisnu.
Menurut Kepala Seksi Tramper dan Pelayaran Rakyat Capt Hasan Sadili, manfaat kehadiran tol laut, yaitu menjamin ketersediaan barang pokok dan penting lainnya, sehingga dapat mengurangi disparitas harga pada daerah tujuan tol laut. Kemudian, terwujudnya konektivitas logistik barang sehingga bisa mencapai ke daerah T3P. Ketersediaan kapal yang terjadwal dan teratur untuk dapat mengangkut barang pokok dan barang penting lainnya dan terhubungnya konektivitas dari moda transportasi laut, darat dan udara menuju daerah hinterland.
Pelaksanaan angkutan barang di laut (tol laut) setiap tahunnya meningkat. Dimulai dari tahun 2016 program tol laut dilayani 6 kapal untuk 6 trayek dengan 3 pelabuhan pangkal dan 40 pelabuhan singgah.
Pada 2017, program tol laut ini meningkat dengan 13 kapal dan 13 trayek dengan pelabuhan pangkal dan singgah masih tetap. Tahun 2018, meningkat menjadi 19 kapal dan 18 trayek ditambah dengan 3 pelabuhan transhipment dan pangkal, serta 55 pelabuhan singgah.
Selanjutnya, pada 2019, pelayanan program tol laut meningkat dengan 19 kapal dan 20 trayek dengan penambahan menjadi 4 pelabuhan pangkal, 5 pelabuhan transhipment dan 72 pelabuhan singgah.
Tahun 2020, Ditjen Perhubungan Laut merencanakan penambahan setiap aspek program tol laut menjadi 26 kapal. Terdiri dari 14 kapal negara, 5 kapal milik PT Pelni, 5 kapal PT ASDP dan 2 kapal swasta dengan jumlah trayek sebanyak 26, 3 pelabuhan pangkal, 6 pelabuhan transhipment dan 90 pelabuhan singgah.*
Komentar tentang post