SELAMA bulan November ini, sejumlah ilmuwan luar negeri melakukan survei TSUNAMI di Kota Palu dan sekitarnya. Di lapangan, peneliti asing ini survei bersama-sama dengan tim Indonesia.
Seperti apa kegiatan bersama tim Indonesia dan peneliti luar negeri dalam melakukan survei pascagempa dan tsunami di Palu?
Setelah terjadi gempa, para peneliti, berdiskusi dan membuat pemodelan numerik, serta menganalisis data yang tersedia untuk memahami aspek umum dari peristiwa yang terjadi. Para peneliti ini saling berbagi informasi, serta berbagai keperluan lainnya saat survei lapangan.
Berdasarkan data awal yang telah dihimpun, terdapat beberapa ketidakpastian sumber tsunami. Apakah ini berasal dari mekanisme pembangkit tsunami akibat aktivitas seismik longsor bawah laut? Atau, gerakan gelombang, waktu kedatangan, bentuk gelombang pertama, dan fluktuasi elevasi air.
Kerusakan infrastruktur di pesisir akibat tsunami merupakan salah satu parameter penting yang hanya dapat didokumentasikan saat survei pascatsunami yang rinci oleh tim ahli. Karena itu, tim mengusulkan untuk survei fokus di zona pesisir Teluk Palu yang paling terkena dampak. Termasuk pantai dengan ketinggian gelombang maksimum, ketinggian run-up atau genangan air.
Survei peneliti luar negeri dan Indonesia ini akan melengkapi data serupa yang sudah dilakukan tim survei Indonesia. Hasil ini akan memberikan kontribusi dalam memahami karakteristik tsunami dan dampaknya.
Selain itu, memberikan informasi kepada Pemerintah Indonesia untuk peningkatan praktik manajemen risiko bencana tsunami. Data yang diperoleh tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk negara-negara pesisir lainnya di seluruh dunia.
Selama di lapangan, tim survei menjalankan metodologi, antara lain, mengumpulkan peta, catatan pasang surut yang ada. Mengukur parameter fisik tsunami dan mendokumentasikan dengan gambar, serta rekaman audiovisual.
Tim melakukan wawancara dengan saksi mata untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi. Mengumpulkan data jarak genangan dan titik akhir tsunami, serta mencari bukti peningkatan dan penurunan wilayah pesisir.
Kepala Laboratorium Data Laut & Pesisir Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM KKP Dr Ing Widodo S Pranowo mengatakan, selama survei berlangsung November ini, peneliti luar negeri dan Indonesia bekerja sama di lapangan. Para peneliti luar negeri juga telah menempuh semua prosedur riset yang berlaku di Indonesia.*
Komentar tentang post