Makassar – Ratusan undangan memadati tenda tempat peluncuran program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa, di Anjungan Pantai Losari Makassar, Sabtu (15/11) pagi hingga siang. Setiap sesi acara dikemas secara apik yang berlangsung secara khidmat.
Alat Musik Tradisional Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengiringi tari-tarian hingga pengecekan kesiapan kapal pinisi untuk berlayar mengelilingi pesisir dan pulau-pulau di Nusantara. Pengecekan kapal pinisi sebelum berlayar dilakukan Pemerintah Provinsi Sulsel, Pemerintah Kota Makassar dan sejumlah undangan.
Saat peluncuran ini, maestro pelukis tanah liat dari Makassar Zaenal Beta secara langsung menggambar pinisi sebagai perlambang Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa yang sedang berlayar.
Bahan untuk lukisan ini cukup unik, tanah liat, bukan cat yang biasanya digunakan di atas kanvas. Hanya dalam beberapa menit, lukisan pinisi sedang berlayar ini selesai dikerjakan Zaenal Beta.
Lukisan ini kemudian digores dan ditandatangani Captain Gita Ardjakusuma dan Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO) M Zulficar Mochtar.

Lukisan dari tanah liat ini kemudian diserahkan kepada Gita, nakhoda legendaris yang mengarungi pelayaran Jakarta ke Vancouver, Kanada, dengan menggunakan kapal pinisi pada 1986.
“Kami berlayar dengan pinisi dari Jakarta, melewati Bitung, Filipina, Hawai terus Vancouver selama 69 hari,” kata Gita kepada Darilaut.id, setelah peluncuran program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa.
Menurut Gita, anak buah kapal (ABK) Phinisi Nusantara, pelayaran ke Kanada untuk keikutsertaan dalam Vancouver Expo 86 sebanyak 11 orang. Termasuk dua orang wartawan, satu dari Kanada, satu wartawan lagi dari Kompas.
Inilah salah satu pelayaran dengan kapal layar pinisi yang sangat bersejarah, mengarungi Samudera Pasifik menuju benua Amerika.
Dalam sambutan, ketua umum ISKINDO Zulficar Mochtar mengatakan, ekspedisi pinisi ini sebagai pengingat agar kita sebagai negara kepulauan terbesar di dunia jangan sampai abai. Ekspedisi ini harus menjadi aksi bersama.
“Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia yang mandiri, kuat dan berdaulat,” kata Zulficar yang juga Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Koordinator Program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa Moh Abdi Suhufan mengatakan, pelayaran dalam program ekspedisi pinisi ini akan berlangsung selama sembilan bulan. Mulai Desember bulan ini hingga 17 Agustus 2019.
Program Ekspedisi Pinisi Bakti Nusa kerjasama Yayasan Makassar Skalia (YMS) dan ISKINDO, didukung berbagai pihak, baik pemerintah dan swasta.*
Komentar tentang post