Jakarta – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, belajar dari peristiwa tsunami yang baru saja terjadi di Palu, meskipun BMKG telah mengeluarkan peringatan dini tsunami, akan tetapi masih ada banyak banyak korban berjatuhan. Hal ini terjadi, salah satunya karena belum terbangunnya infrastruktur evakuasi di wilayah tersebut dengan lengkap.
Menurut Dwikorita, sistim Peringatan dini tsunami tidak dapat berhasil baik, jika hanya bergantung pada kemampuan monitoring gempa dan tsunami. Melainkan penting untuk meningkatkan kesiapan lembaga yang meneruskan Peringatan Dini Tsunami untuk selalu berjaga 24 jam.
Selanjutnya, memastikan jaringan komunikasi beroperasi baik. Ini mengingat tsunami bisa terjadi malam hari ketika masyarakat tidak dalam kondisi terjaga.
Di sisi lain kesiapan infrastruktur rencana evakuasi seperti Shelter Evakuasi, jalur evakuasi, dan rambu evakuasi juga penting untuk menjadi perhatian Pemerintah Daerah yang wilayahnya rawan tsunami.
Dwikorita menyampaikan hal ini saat membuka workshop India Ocean Wave 18 Exercise (IOWave18 Exercise), kerjasama BMKG dengan Indian Ocean Tsunami Information Centre (IOTIC)-UNESCO. Kegiatan ini berlangsung di Auditorium BMKG dan Hotel Red Top 15 sampai 17 November.
Komentar tentang post