Batam – Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menjalin kerjasama riset internasional, terutama di kawasan Asia Pasifik, dengan Marine Ecology Research Center, First Institute of Oceanography, State Oceanic Administration/Ministry of Natural Resources (China).
Riset ini meliputi kajian bersama mikroplastik di lautan dan spesies laut yang terancam punah dan rentan. Riset mikroplastik seperti kajian oseanografi. Kemudian, kajian telemetri untuk memahami sirkulasi arus dan cuaca, serta aplikasi lainnya.
Kajian spesies laut, seperti duyung atau dugong (Dugong dugon), pesut (Orcaella brevirostris) dan penyu hijau (Chelonia midas). Spesies ini masuk dalam daftar merah IUCN dengan status konservasi rentan (threatened: vulnerable) untuk Duyung dan terancam punah (threatened endangered) untuk pesut dan penyu hijau.
Riset akan dilakukan dengan menggunakan peralatan unmanned aerial vehicle (UAV) atau lebih dikenal dengan drone, Unmanned Surface boat Vehicle (USVs), tagging satellite, buoy, bioakustik dan metode biologi molekuler.
Selanjutnya, dirintis pula, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta supervisi bersama program Doktoral bagi para dosen di lingkungan FIKP UMRAH.
Dekan FIKP UMRAH Dr Agung Dhamar Syakti mengatakan, telah terbentuk pula konsorsium riset antara peneliti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Program ini dalam bentuk Marine Endangered Species Project (MESP). Riset MESP di perairan Asia Tenggara seperti di Trhang (Thailand), Teluk Brunei (Malaysia) dan Bintan (Indonesia).
Komentar tentang post