Jakarta – Sejumlah tim ahli dari berbagai instansi akan melakukan survei geologi kelautan dan bathymetri di sekitar Gunung Krakatau, pasacabencana tsunami Selat Sunda, Sabtu (22/12).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan mengatakan, tim akan ke lokasi setelah situasi dirasa aman dan memungkinkan untuk melakukan survei.
“Sekarang belum bisa karena cuaca masih jelek, mungkin (dapat diberangkatkan) setelah tanggal 25 Desember, mungkin 27 atau 28, pakai Kapal Baruna Jaya untuk lihat lagi peta di bawah lautnya,” ujar Menko Luhut, Senin (24/12).
Kemenko Bidang Kemaritiman telah mengkoordinir sejumlah instansi yang sudah mulai bekerja sejak Minggu (23/12). Koordinasi dilaksanakan dengan melibatkan para ahli dari BPPT, LIPI, BMKG, BIG, LAPAN, Pushidros TNI-AL dan Kementerian ESDM.
Analisa sementara para ahli mengarah pada terjadinya flank collapse/ longsoran anak gunung Krakatau, yaitu adanya material yang lepas dalam jumlah banyak di lereng terjal yang dipicu oleh tremor dan curah hujan tinggi. Sumber data analisa berupa seismogaf, tide gauge, citra satelit, dan data interferometri 64 hektar.
Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut, para ahli bekerja dalam satu tim.
Selain survei laut, tindak lanjut tim tersebut antara lain akan dilakukan konfirmasi citra satelit resolusi tinggi oleh LAPAN, survei udara oleh BPPT, data GPS dan PASUT oleh BMKG, BIG, Pushidros TNI-AL, serta melibatkan industri di kawasan.*
Komentar tentang post